Selama Kamis (16/1) malam hingga Jumat (17/1), wilayah Jabodetabek diguyur hujan dengan intensitas bervariasi antara satu wilayah dan wilayah lain.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa intensitas hujan tertinggi se-Jabodetabek terjadi di Tanjung Priok, Kemayoran, dan Cengkareng.
Mulyono Prabowo, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG menyampaikan bahwa curah hujan di Tanjung Priok mencapai 154 mm, Kemayoran sebesar 118 mm, sementara Cengkareng 104 mm.
Untuk wilayah lain di Jabodetabek, intensitas hujan sebenarnya tergolong rendah, seperti prakiraan sebelumnya.
Curah hujan di Ciledug rendah, cuma 9 mm. Halim sebesar 13 mm, Pakubuwono 15 mm, Depok 17 mm, Kedoya 41 mm, Pasar Minggu 23 mm, dan Darmaga sebesar 12 mm.
Meski hujan tidak merata dan intensitas umumnya masih ringan hingga sedang, Mulyono menegaskan bahwa kewaspadaan tetap diperlukan. "Potensi hujan lebat masih ada," jelasnya. Dia mengatakan, perlu kewaspadaan ekstra untuk wilayah bantaran sungai karena luapan air masih bisa terjadi.
Hingga Senin
Hujan dengan intensitas lebat disertai angin masih akan terus terjadi di Jakarta dan sekitarnya hingga hari Senin (20/1) mendatang.
"Kondisi ini masih akan terjadi sampai dengan Senin. Tapi dia berangsur-berangsur kembali normal. Kembali normal bukan berarti tidak lebat yah. Lebat, hanya durasinya berkurang," ujar Prakirawan Jaga Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Achmad Zakir saat dihubungi Sabtu (18/1) siang.
Dia mengatakan, penurunan intensitas hujan akan berlangsung perlahan. "Tidak langsung berhenti sama sekali," lanjutnya.
Ia memperkirakan, konsentrasi hujan lebat akan terjadi di wilayah pantai utara Jakarta hingga malam. Selain di pantai utara Jakarta, di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan juga turun hujan. "Terutama nanti malam. Jakarta Pusat malah cenderung aman," lanjut Zakir.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR