Nationalgeographic.co.id—Sebuah tim peneliti menciptakan model untuk menyimulasikan dampak kebijakan pengurangan gula terhadap kesehatan dan ekonomi. Upaya pengurangan ini diusulkan oleh Inisiatif Pengurangan Garam dan Gula Nasional AS (NSSRI).
Para peneliti itu berasal dari Massachusetts General Hospital (MGH), Friedman School of Nutrition Science & Policy di Tufts University, Harvard TH Chan School of Public Health dan New York City Department of Health and Mental Hygiene (NYC DOH).
Kemitraan yang beranggotakan lebih dari 100 organisasi kesehatan lokal, negara bagian dan nasional ini diselenggarakan oleh NYC DOH. NSSRI merilis rancangan target pengurangan gula untuk makanan dan minuman kemasan dalam 15 kategori pada 2018. Dan pada Februari lalu, NSSRI membuat kebijakan dengan mendorong beberapa produk secara sukarela berkomitmen untuk memformulasi ulang produk makanan manis mereka secara bertahap.
Tentu saja, penerapan kebijakan ini membutuhkan dukungan pemerintah dalam pemantauan perusahaan saat mereka bekerja menuju target dan melaporkan kemajuan mereka kepada publik. Para peneliti berharap model mereka akan membangun konsensus tentang perlunya kebijakan reformulasi gula nasional di AS.
"Kami berharap penelitian ini akan membantu mendorong inisiatif reformulasi dalam beberapa tahun mendatang," kata Siyi Shangguan, penulis utama dan dokter yang hadir di MGH. "Mengurangi kandungan gula dari makanan dan minuman kemasan akan memiliki dampak yang lebih besar pada kesehatan orang Amerika daripada inisiatif lain untuk memotong gula, seperti memberlakukan pajak gula, memberi label kandungan gula tambahan, atau melarang minuman manis di sekolah." lanjutnya.
Sepuluh tahun setelah kebijakan NSSRI berlaku, AS diperkirakan dapat menghemat $4,28 miliar dalam total biaya perawatan kesehatan, dan $118,04 miliar selama masa hidup populasi manusia dewasa saat ini (usia 35 hingga 79). Manfaat ini cenderung diremehkan karena perhitungannya konservatif. Studi ini juga menunjukkan bahwa bahkan sebagian kepatuhan industri terhadap kebijakan tersebut dapat menghasilkan keuntungan kesehatan dan ekonomi yang signifikan.
Para peneliti menemukan bahwa kebijakan NSSRI menjadi hemat biaya efektif dalam enam tahun dan penghematan biaya besar dalam sembilan tahun. Kebijakan ini juga dapat mengurangi kesenjangan, dengan perkiraan peningkatan kesehatan terbesar akan terjadi pada orang dewasa kulit hitam, Hispanik, dan orang Amerika dengan pendapatan lebih rendah dan pendidikan lebih rendah (populasi yang mengonsumsi gula paling banyak sebagai konsekuensi historis dari sistem yang tidak adil).
Baca Juga: Manisnya Pabrik Gula Era Hindia Belanda yang Kini Masih Terasa
Upaya reformulasi produk telah terbukti berhasil dalam mengurangi nutrisi berbahaya lainnya, seperti lemak trans dan natrium. AS memang tertinggal dari negara lain dalam menerapkan kebijakan pengurangan gula yang kuat, dengan negara-negara seperti Inggris, Norwegia, dan Singapura memimpin upaya reformasi gula. AS mungkin bisa memimpin dalam melindungi rakyatnya dari bahaya konsumsi gula yang berlebihan jika target pengurangan gula yang diusulkan NSSRI tercapai.
"Kebijakan NSSRI sejauh ini merupakan inisiatif reformasi gula yang paling hati-hati dirancang dan komprehensif, namun dapat dicapai," kata Shangguan.
Baca Juga: Bukti Lain Tunjukkan Makanan Olahan Sebabkan Peningkatan Risiko Kanker
Mengonsumsi makanan dan minuman manis sangat terkait dengan obesitas dan penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, penyebab utama kematian di AS. Dua dari lima orang dewasa Amerika mengalami obesitas, satu dari dua orang menderita diabetes atau pradiabetes, dan hampir satu dari dua orang memiliki penyakit kardiovaskular. Pasalnya, orang-orang dari kelompok berpenghasilan rendah hanya mampu membeli makanan yang tidak proporsional.
"Gula adalah salah satu aditif paling jelas dalam pasokan makanan yang harus dikurangi sampai jumlah yang wajar," kata Dariush Mozaffarian, penulis senior dan dekan Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts University. "Temuan kami menunjukkan sudah waktunya untuk menerapkan program nasional dengan target pengurangan gula secara sukarela, yang dapat menghasilkan peningkatan besar dalam kesehatan, kesenjangan kesehatan, dan pengurangan biaya perawatan kesehatan dalam waktu kurang dari satu dekade." lanjutnya.
Pendanaan utama untuk penelitian ini disediakan oleh National Institutes of Health. Mereka menyarankan pengurangan jumlah gula sebesar 40 persen dari minuman dan 20 persen dari makanan kemasan dapat mencegah jutaan penyakit.
Baca Juga: Lima Rekomendasi Camilan Sehat Bagi Penderita Diabetes, Apa Saja?
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR