Gunung terbentuk dari proses tektonik atau proses vulkanisme (keluarnya magma ke permukaan melalui retakan atau terusan kepundan). Di Tata Surya ini, tidak cuma Bumi yang mempunyai gunung. Planet kebumian, bahkan satelit-satelit planet yang lumayan besar, juga mempunyai gunung. Sebagian gunung-gunung di luar Bumi ini terbentuk akibat tumbukan dengan meteoroid. Misalnya, di Merkurius ada pegunungan Caloris, yang tingginya tidak lebih dari 3.000 meter. Sedangkan di Bulan, ada Gunung Huygens yang menjulang setinggi 5.500 meter di atas Mare Imbrium.
Pegunungan Maxwell di Venus menjulang hingga sekitar 11.000 meter. Bagaimana proses terbentuknya lokasi titik-titik tertinggi di Venus, ini masih diperdebatkan. Sebagian ilmuwan berpendapat Pegunungan Maxwell terbentuk dari proses vulkanis, sedangkan sebagian yang lain mengatakan area tersebut mendapatkan tekanan dari segala arah seperti proses pembentukan pegunungan lipatan di Bumi.
Di Bumi, kita yang tinggal di wilayah Cincin Api tentunya tak asing dengan banyaknya gunung berapi baik yang masih aktif maupun tidak. Puncak Everest di Pegunungan Himalaya yang populer menjadi tujuan pendaki gunung dunia, adalah yang tertinggi di Bumi. Tingginya 8.848 meter di atas permukaan laut. Bumi juga mempunyai pulau-pulau yang sejatinya adalah gunung yang mencuat dari dasar laut, misalnya Mauna Kea dan Mauna Loa di Hawaii. Mauna Kea dari permukaan laut “hanya” sekitar 4.207 meter, tetapi kalau diukur dari dasar laut, tingginya 10.100 meter!
Setidaknya ada tujuh gunung di Mars yang tingginya minimal 4.500 meter. Tentunya kita masih ingat pendaratan dramatis robot pendarat milik NASA Curiousity di Mars. Robot sebesar mobil ini berhasil mendarat sekitar 10 kilometer dari dasar Gunung Aeolis (Mount Sharp). Gunung ini “hanya” setinggi 5.500 m.
Gunung yang tertinggi di Mars adalah Gunung Olympus. Gunung ini menjulang setinggi 25 kilometer dari bentangan di sekelilingnya! Uniknya, gunung ini juga luas. Dengan diameter 624 kilometer, (lebih dari setengah Pulau Jawa!) gunung ini tidak saja menjadi gunung tertinggi tetapi juga terbesar di Tata Surya. Bandingkan dengan gunung Mauna Loa di Hawaii yang berdiameter 120 kilometer dan tinggi 10 kilometer.
Salah satu penyebab mengapa Gunung Olympus bisa demikian besar adalah tingginya laju erupsi dan rendahnya gravitasi di Mars. Faktor penyebab lainnya adalah pergerakan kerak kedua planet berbeda. Di Bumi titik-titik yang “memproduksi” lava tetap, tetapi lempeng-lempeng kerak bumi bergerak di atasnya. Ketika lempeng itu bergerak, gunung berapi yang baru terbentuk, sedangkan yang lama menjadi mati atau tidak aktif lagi. Dengan demikian total volume lava didistribusikan ke banyak gunung berapi. Pulau-pulau di Hawaii merupakan hasil dari pergerakan lempeng Pasifik ke arah barat laut. Di lain pihak, lempeng kerak Mars tidak bergerak dan lava menggunduk menjadi satu gunung berapi yang sangat besar akibat erupsi yang berulang-ulang.
Gunung Olympus tampak seperti tameng raksasa karena gunung ini termasuk landai. Saking landai dan besarnya, kalau kalian berdiri di lerengnya tanpa diberitahu berada di gunung, setelah melihat sekeliling mungkin kalian akan merasa berada di dataran yang melandai. Nah, bercita-cita mendaki Gunung Olympus?
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR