Saat ini tengah dilakukan ujicoba pesawat tanpa awak (drone) untuk mengatasi masalah kebakaran hutan yang terbilang sering melanda Australia. Alat berukuran kecil bernama Vulcan tersebut mungkin juga bisa digunakan untuk fungsi lain.
Drone yang telah diuji beberapa kali di daerah pantai selatan negara bagian New South Wales ini terbilang murah, dan cukup kecil hingga bisa dimasukkan ke dalam sebuah koper.
Vulcan dapat mendeteksi asap yang membumbung dan mengecek penyebaran api. Dalam salah satu pengujian yang diamati ABC, pemrakarsa penggunaan Vulcan, Warren Purnell, telah memprogram rute alat tersebut di laptopnya.
Bentuk Vulcan menyerupai kepiting, memiliki enam 'tangan', enam motor, dan enam baling-baling di ujung masing-masing 'tangan' tersebut.
Jangkauan terbangnya mencapai enam kilometer, dan alat ini terbilang cepat dalam mencapai proses lepas landas.
Alat nirawak macam Vulcan dapat digunakan dalam keadaan yang terlalu berisiko bagi pesawat atau helikopter yang dipiloti manusia.
Purnell telah mendirikan Project Vulcan Unmanned Aerial Systems. Ia telah beberapa kali menunjukkan cara kerja sistem dan alat tersebut untuk layanan kebakaran pedesaan negara bagian New South Wales.
Sudut pandang yang bisa diperoleh dengan alat ini akan membantu kerja komandan di darat yang mengkoordinasi para pemadam kebakaran, jelas Purnell.
"Kita bisa mengidentifikasi sumber air, ada analisa bumbungan asap yang bisa memberi gambaran tentang betapa besar api, dan aset-aset properti yang perlu dilindungi. Selain itu, bisa juga memastikan agar awak yang mencoba memadamkan api dalam keadaan aman," ucapnya.
Purnell berharap agar alat ini juga digunakan organisasi-organisasi layanan darurat lainnya. "Sistem yang kami kembangkan saat ini khusus untuk melawan kebakaran hutan, namun saya rasa bisa diadaptasi (untuk keadaan lain) dengan mudah," ucapnya.
Vulcan mungkin memang tidak dipiloti manusia, namun tetap ada peraturan keselamatan yang harus dipatuhi.
"Saya berada di bawah peraturan otoritas keselamatan penerbangan sipil, jadi, saat ini, saat UAV (pesawat nirawak) berada di lokasi kebakaran, kita berada di bawah kendali komandan divisi atau petugas operasi dari layanan kebakaran pedesaan, dan mereka yang menentukan kapan alat ini aman untuk diterbangkan, karena mereka berkoordinasi dengan divisi penerbangan," jelas Purnell.
Menurut otoritas keamanan, keberadaan pesawat nirawak di tempat yang sama di mana helikopter dan pesawat tengah memadamkan api menimbulkan resiko tabrakan di udara. Purnell sepakat dengan pernyataan tersebut.
Ia mengaku bahwa isu keselamatan memang harus disikapi sebelum pesawat nirawak macam Vulcan bisa dipakai secara lebih luas.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR