Sinar laser, berkas cahaya yang terpusat yang pernah dianggap tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh, kemungkinan adalah cara terbaik untuk mengirim data dalam jumlah besar di luar angkasa.
Para ilmuwan di US National Institute of Standards and Technology dan Jet Propulsion Laboratory – NASA mengatakan telah mengembangkan serangkaian kecil sensor cahaya superkonduktor yang cukup sensitif untuk mendeteksi partikel terkecil cahaya – yang berukuran satu foton. Bahkan, chip itu dapat mendeteksi posisi - kiri atau kanan, atas atau bawah - dari setiap foton yang masuk ke dalam rangkaian sensor tersebut.
Sinyal-sinyal cahaya dapat diberi kode berdasarkan posisi masing-masing foton, dan juga berdasarkan interval waktu ketika dipancarkan. Para peneliti mengatakan ini memungkinkan transfer volume informasi dalam jumlah yang sangat besar, lebih cepat dan lebih rendah biayanya dibanding menggunakan radio - yang saat ini digunakan untuk komunikasi data di ruang angkasa.
Para peneliti mengatakan sensor itu dapat menyerap data dari puluhan juta foton per detik, dan mereka mengharapkan versi masa depannya akan mampu memproses satu miliar foton per detik.
Dalam uji coba baru-baru ini, para ilmuwan menggunakan rangkaian sensor laser untuk bertukar data dengan pesawat ruang angkasa NASA yang mengorbit di bulan enam kali lebih cepat dibandingkan komunikasi radio terbaik yang ada. Para peneliti mengatakan sistem laser itu beratnya separuh dari perangkat radio dan fungsinya sebanding, dan menggunakan energi 25 persen lebih sedikit.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR