Ogah bertani
Tenaga kerja lokal pun semuanya terserap ke bisnis soto dan pecel.
"Buat kami, bertani sudah tidak menarik lagi. Risikonya besar, hasilnya tidak seberapa. Kalau zaman dulu masih bisa hidup sebab orang cukup bisa makan dan pakai baju. Sekarang anak kami mesti kuliah, pakai handphone, dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Pilihan untuk sukses buat anak muda dari Lamongan ada dua, lewat pendidikan atau dagang," ujar Ahmad Junaedi (51), warga Plososetro yang berdagang soto dan lele di Jakarta sejak 1985.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR