Kemisteriusan Gunung Padang, baik dari sisi sejarah, geologi, maupun arkeologi, menjadi berkah tersendiri bagi sektor pariwisata karena justru mengundang penasaran calon wisatawan untuk berkunjung ke destinasi itu.
"Semakin banyak penelitian dan hasil publikasi soal Gunung Padang akan sangat menguntungkan sektor pariwisata di wilayah sekitarnya," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) I Gde Pitana di Jakarta, Senin (17/2).
Pitana mengatakan, Gunung Padang merupakan situs megalitik yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya.
Kemenparekraf mendukung upaya untuk mengembangkan Gunung Padang dan sekitarnya sebagai destinasi wisata budaya di Jawa Barat. "Dampaknya akan semakin baik jika Gunung Padang dikenal oleh publik yang lebih luas," katanya.
Pitana menyambut baik terkait sudah semakin banyaknya para peneliti, baik arkeolog maupun geolog, yang meneliti situs tersebut.
Menurut Pitana, masih terlalu prematur untuk menyimpulkan berbagai rumor penemuan terkait Gunung Padang. "Menurut saya, semuanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum diambil kesimpulan," katanya.
Pitana mengatakan, Gunung Padang bukanlah bentukan piramida seperti yang selama ini dirumorkan mengingat Indonesia tidak memiliki budaya piramida. "Ini berupa punden berundak pada satu sisi sehingga masih memerlukan penelitian lebih lanjut," katanya.
Namun, lanjut Pitana, apa pun rumor yang berkembang terkait Gunung Padang bisa berdampak positif dari sisi pariwisata karena semakin banyak orang penasaran ingin berkunjung ke gunung yang terletak di perbatasan Cianjur, Jawa Barat, tersebut.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR