Brambang Asem adalah makanan yang lama tak terdengar bahkan buat orang Solo sekali pun. Di kota asalnya yaitu Solo, Brambang Asem hanya bisa ditemukan di beberapa pasar tradisional yang letaknya juga terpelosok. Brambang Asem biasa disantap sebagai cemilan besar teman minuman hangat atau biasa disebut wedang.
Brambang Asem adalah daun ubi dicampur kuah asam jawa dan bawang merah yang dibakar hingga aromanya menjadi lebih lembut. Di sampingnya ada tempe gembos dimasak bacem. Tempe gembos berbeda dengan tempe biasa. Tempe ini bukan terbuat dari kacang kedelai tapi dari ampas tahu.
Makanya karakter tempe gembos juga kenyal seperti tahu. Tempe ini yang membuat rasa Brambang Asam menjadi sangat “ndeso” karena memang hanya biasa dimakan orang orang yang hidup di desa kecil. Ditambah karak atau kerupuk renyah khas Solo yang terbuat dari beras tumbuk. “Daun ubinya kami pesan khusus dari pedagang pasar di pinggiran Jakarta agar dijamin kesegarannya”, ujar Swan Kumarga, pemilik resto Dapur Solo di Jakarta.
Berbeda dengan campuran sayur dan bumbu pecel yang legit dan manis, saat Kompas.com mencicipi Brambang Asem ini rasanya segar. Daun ubi yang bertekstur lembut dicampur kuahnya yang kuat dengan rasa asam. Bisa dibilang, Brambang Asam dijamin membuat mata menjadi lebih melek.
Selain Brambang Asem, makanan tradisional langka lainnya yang disajikan di Resto Dapur Solo adalah Bubur Lemu. Bubur nasinya terbuat dari beras jenis mentik susu dicampur sedikit santan agar lebih legit. Dituang opor ayam campur telor dan tahu. Tambah krecek membuat Bubur Lemu menjadi unik. Rasanya opornya membuat bubur yang sudah jarang ditemui ini menjadi gurih dan mengenyangkan.
Kalau ingin lebih santai, ada juga Bubur Solo yang masuk dalam kategori cemilan. Bubur Solo atau biasa disebut bubur jagung adalah campuran jagung manis dan pacar cina. Makanan ini dimasak kental dengan tepung jenis maizena. Disajikan selagi hangat dengan wedang atau minuman hangat pilihan yaitu Wedang Uwuh. Minuman ini terbuat dari berbagai macam rempah. Sangatlah cocok sebagai hidangan di sore hari apalagi saat hujan turun.
Resto ini banyak menyajikan makanan dan minuman khas Solo seperti Nasi Liwet, Nasi Urap, Tengkleng Kambing, termasuk berbagai camilannya seperti Semar Mendem, Sosis Solo, dan berbagai jajanan pasar. Harganya juga tak terlalu mengocek dompet.
Makanan besar misalnya per menu harganya di kisaran Rp25.000 - Rp35.000. Yang pasti makanannya bisa sedikit melepas rindu jalan-jalan ke kota Solo. “Pak Jokowi juga pernah makan di tempat kami”, ucap Swan Kumarga.
Swan Kumarga mengungkapkan, makanan khas Solo memang sangat beragam dan banyak yang sudah langka. "Makanya kami ingin generasi muda sekarang mengenal makanan tradisional bangsanya sendiri," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR