Dalam jurnal Science minggu terakhir Februari 2014, dijelaskan bukti baru studi genetik yang menunjukkan DNA dari penduduk asli Amerika berbeda dari nenek moyang mereka di Asia.
Menggunakan pengetahuan tingkat mutasi DNA, peneliti menghitung berapa lama waktu yang diperlukan bagi timbulnya perbedaan genetik. Akhirnya mereka menyimpulkan, bahwa orang-orang yang bermigrasi ke Dunia Baru harus berpisah dari para leluhur mereka di Asia sekitar 25.000 tahun yang lalu.
Namun bukti tak terbantahkan bahwa awal dari orang-orang di Amerika kembali ke sekitar 15.000 tahun yang lalu. Jadi, beberapa ilmuwan memikirkan kemungkinan populasi manusia yang jumlahnya beberapa ribu orang ini, sempat menetap di suatu tempat selama 10.000 tahun.
Selain itu, para migran harus telah membentuk diri di suatu tempat yang cukup terisolasi bagi genom mereka untuk menjadi berbeda dari nenek moyang mereka di Asia. Dengan lapisan es besar di Alaska dan Kanada yang menutup jalan ke timur dan selatan, tempat yang paling mungkin bagi manusia untuk tinggal adalah Beringia.
Satu masalah besar: ada hipotesis kalau pada permukiman Beringia tidak ada bukti arkeologi dari pemukiman manusia yang pernah ditemukan.
Connie Mulligan, antropolog di University of Florida di Gainesville mengatakan, data ini menarik dan mendukung gagasan bahwa Beringia adalah cocok untuk tempat bermukim.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR