Nationalgeographic.co.id - Merupakan hal yang penting bagi manusia memiliki kepribadian. Inilah yang membuat kita tidak homogen, karena kepribadian kita sangat unik, dan berbeda-beda tiap individu untuk dikenali.
Tidak hanya manusia, anjing yang menjadi hewan terdekat kita juga memiliki kepribadian yang beragam. Bahkan, jika Anda menjelajah di kolom pencarian internet, ada banyak situs yang menyediakan uji kepribadian mereka.
Masalahnya, apakah hanya manusia dan hewan terdekatnya saja yang memiliki kepribadian, ataukah sebenarnya semua hewan juga memilikinya?
Untuk itu, sebuah penelitian yang dilaporkan di jurnal Animal Behaviour, Jumat (10/09/2021), mencoba mencari keperibadian pada tupai tanah berbulu emas (Callospermophilus lateralis). Penelitian itu berjudul Bridging animal personality with space use and resource use in a free-ranging population of an asocial ground squirrel.
Baca Juga: Tersisa 211 Ekor, Iguana Merah Muda Galapagos Terancam Punah
Tupai ini sangat umum di belahan barat Amerika Serikat dan Kanada, dan masih berkerabat dengan tikus. Para peneliti menemukan bahwa tupai memiliki empat ciri utama kepribadian, yaitu keberanian, agresivitas, tingkat aktivitas, dan kemampuan sosialisasi.
Dalam makalah itu, penelitian ini menjadi penting karena C. lateralis statusnya tidak di bawah ancaman kepunahan yang harus dikonservasi. Sehingga para peneliti ingin mengetahui kepribadian yang memengaruhi hewan ini untuk menggunakan ruang sebagai bagian penting konservasi satwa liar.
"Kepribadian hewan adalah ilmu yang sulit, tetapi jika itu membuat Anda lebih banyak berhubungan dengan hewan, mungkin orang akan lebih tertarik untuk melestarikannya," kata Jaclyn Aliperti, penulis utama studi dari Department of Wildlife, Fish, and Conservation Biology, University of California di Davis (UC Davis), disadur dari Eurekalert.
Sebenarnya penelitian terkait kemampuan kepribadian tupai bukanlah hal yang baru bagi para peneliti, karena mereka dapat bercoleteh, melompat, berhenti, dan bersiap-siap untuk tindakan. Penelitian ilmiah ini untuk mengetahui lebih lanjut pada konsekuensi ekologis pada kepribadian mereka.
Baca Juga: Survei 4.300 Kucing Mengungkap Tujuh Kepribadian dan Perilaku Kucing
Misal, dengan tingginya tingkat agresif mereka, para peneliti bisa mengetahui apakah tupai bisa mendapat lebih banyak makanan, atau mempertahankan wilayahnya yang lebih luas. Akan tetapi di sisi lain, perilaku mereka bisa saja membuatnya rentan terhadap serangan predator atau kecelakaan.
"Memperhitungkan kepribadian dalam pengelolaan satwa liar mungkin sangat penting ketika memprediksi respons satwa liar terhadap kondisi baru, seperti perubahan atau perusakan habitat karena aktivitas manusia," lanjut Aliperti.
Ada banyak tupai di UC Davis, tempat Aliperti bekerja. Tupai-tupai itu bahkan menjadi maskot kehormatan di kampus tersebut, dan menjadi subjek penelitian. Hasilnya, mereka adalah tupai yang istimewa.
"Tupai dari UC Davis berbeda," kata Aliperti. Dia menjelaskan, perilaku tupai itu sangat berbeda dengan C. lateralis lainnya, yang membuat Aliperti merasa tertarik untuk lebih jauh mengamati.
"Saya melihatnya lebih sebagai individu," terangnya. "Saya melihat sebagai, 'Siapa kamu? Mau pergi kemana kamu? Ada apa?' bila berhadapan dengan spesies lain."
Rocky Mountain Biological Laboratory di Gothic, Colorado, Amerika Serikat, menjadi tempat para ilmuwan mempelajari C. lateralis selama beberapa dekade. Aliperti dan tim menggunakan kumpulan data yang kuat dari laboratorium itu, dan memulai serangkaian ekspreimen selama tiga tahun untuk mengamati dan mengukur kerpibadian tupai.
Baca Juga: Sains Baru: Implan pada Otak Adalah Solusi Baik untuk Epilepsi
Catatan tentang kepribadian tupai itu melalui pengamatan empat pengujian seperti lingkungan baru, melihat diri mereka di cermin, inisiatif untuk lari, dan perilaku mereka di dalam perangkap. Perangkap mereka tidak untuk menyakiti atau melukai, hanya untuk pengamatan secara singkat setelah selanjutnya dibebaskan.
Mereka menemukan, tupai yang memiliki skor tinggi dari empat ciri kepribadian itu, lebih banyak bertengger di wilayah kekuasaan dan area inti habitat mereka.
"Hasil kami menunjukkan penggunaan ruang yang bergantung pada kepribadian dan penggunaan sumber daya dalam sistem studi ini," tulis Aliperti dan tim. "Kami harap penelitian kami akan menginspirasi penelitian mendatang yang menghubungkan kepribadian hewan dengan ekologi spasial untuk menginformasikan pengeololaan satwa liar di ekosistem alami."
Source | : | eurekalert,elsevier.com |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR