Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa kucing dan anjing paling senang dielus pada bagian kepalanya? Ternyata, ada alasan tersendiri di balik perilaku ini.
Nicholas Dodman, profesor emeritus di Cummings School of Veterinary Medicine, Universitas Tufts, mencoba menyingkap mengapa kucing senang bila dibalai kepalanya. Menurutnya, seekor kucing mengartikan belaian di kepala sebagai bentuk perhatian. Elusan di kepala mengingatkan kucing akan induk mereka yang menjilati bagian kepala saat masih anak-anak.
"Mereka melihat pemilik sebagai ibu mereka, karena mengelus kepala adalah perilaku yang biasa dilakukan oleh induk mereka," ujar Dodman.
Selain itu, alasan lainnya adalah kucing menganggap belaian di kepala, pipi, atau dagu mereka sebagai rutinitas perawatan. Sebab, kepala merupakan area yang sulit disentuh oleh cakar atau lidah.
Baca Juga: Anjing dapat Menghubungkan Emosi Manusia Melalui Tindakan Selanjutnya
"Ini adalah area yang relatif tidak terjangkau dan Anda membantu mereka ketika menyentuh bagian kepalanya," kata Dodman seperti yang dikutip dari Live Science.
Kucing juga memiliki kelenjar bau di sekujur tubuh mereka dan kelenjar ini terkonsentrasi di area dahi, pipi, dan dagu.
"Saat kucing menggosokkan kepala mereka ke barang-barang, termasuk tangan saat Anda mengelus kepalanya, mereka juga sedang menyebarkan aroma mereka," kata Mikel Delgado, konsultan perilakukucing bersertifikat.
Baca Juga: Sains Kucing: Bagaimana 'Garfield' Mendapat Pola Unik Ditubuhnya
"Menebarkan aroma adalah cara kucing menandai wilayah mereka dan kami percaya bahwa hal ini memiliki beberapa efek menenangkan bagi mereka," tambahnya.
Lalu, bagaimana dengan anjing? Sama halnya dengan kucing, anjingjuga menyukai kepala mereka dielus. Anjing merasakan itu sebagai tanda kasih sayang dan juga ikatan dengan pemiliknya.
Meski begitu, tidak semua anjing menikmatinya. Beberapa tidak suka disentuh kepalanya dari atas karena sentuhan itu dianggap sebagai gerakan yang mendominasi.
Namun, hal ini hanya terjadi pada anjing yang biasanya tidak bersosialisasi dengan baik atau cenderung takut pada orang dan lingkungan yang baru.
Baca Juga: Enam Satwa Ini Memiliki DNA Mirip Manusia, Kucing Salah Satunya
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR