Tanaman paku air atau bahasa Latin Azolla microphylla mungkin belum terlalu akrab di telinga masyarakat awam. Tetapi ternyata tanaman yang merupakan genus suku Azollaceae ini memiliki cukup banyak manfaat, terutama di sektor peternakan dan pertanian untuk pakan ikan dan unggas serta pupuk.
Banyak pebudidaya ikan menggunakan tanaman ini sebagai pakan karena mengandung protein yang tinggi. Karena itu, tanaman paku ini juga juga ada pasarnya atau laku dijual.
Salah satu petani yang mengembangkan Azolla microphylla adalah Abdul Aziz asal Jember, Jawa Timur. Sejak setahun lalu, Aziz membudidayakan paku air. Ia menggunakan tiga buah kolam, masing-masing seluas 40 meter persegi (m²).
Aziz mengatakan prospek budidaya paku air sangat menjanjikan. Pasalnya, untuk merawat tanaman ini bisa dibilang tidak mengeluarkan biaya apapun. Padahal, menurut pria asal Banyuwangi ini, tanaman ini bisa membantu mengurangi biaya pakan hingga 50% dalam budidaya lele. "Misalnya dalam sehari ikan lele diberi pakan empat kali, maka dua kali diberi Azolla, sisanya diberi pakan lain," ujar Aziz. Itulah sebabnya, kata Aziz, kebanyakan pembudidaya azolla merupakan peternak ikan.
Aziz sendiri merupakan pebudidaya lele. Saat ini ia memiliki 15 kolam. Untuk memanfaatkan tanaman ini, Aziz bilang, tanaman paku air ini harus dicampur dengan bekatul, tepung ikan atau tepung udang, multivitamin seperi tremix, dan probiotil. Selanjutnya, campuran ini difermentasi dengan cara menyimpannya dalam media kedap udara selama tiga hari. Akan tetapi, untuk pakan ikan gurame dan nila, tanaman paku air ini tidak perlu diolah dan bisa langsung ditabur ke kolam dalam bentuk segar.
Aziz bisa panen 50 kilogram (kg) Azolla dalam dua hari. Ia menjual bibit tanaman ini seharga Rp 35.000 per kg tergantung lebar daunnya. Dari bisnis ini, ia bisa mengantongi sekitar Rp 15 juta. "Tidak semua hasil panen saya jual, karena ada juga yang saya pakai untuk pakan sendiri," jelas dia. Aziz mengaku omzet ini bisa lebih besar jika ia juga bisa menjual azolla dalam bentuk pakan atau pupuk. "Saya mau tambah kolam supaya bisa memperbesar hasil produksi," kata Aziz.
Pebudidaya Azolla lainnya, Abdul Ghofoer asal Pati, Jawa Tengah juga mulai membudidayakan tanaman paku sejak 2012, sebagai alternatif pakan bagi lele yang ia budidayakan. Ia hanya membeli satu kantung pupuk dan membudidayakan sendiri di kolam.
Saat ini, ia bisa menghasilkan 10 kg Azolla per hari. Harga untuk satu kantung Azolla seberat 400 gram ia jual Rp 25.000. Abdul dapat mengantongi omzet sekitar Rp 3 juta.
Sebagai habitat asli tanaman rawa atau sawah, budidaya Azolla Microphylla tidak sulit. Kunci utama mengembangkan tanaman ini adalah membuat media tanam menyerupai habitat aslinya.
Abdul Ghofoer bilang, tanaman ini bisa dikembangkan di kolam terpal yang diberi lumpur ataupun kolam tanah.
Untuk menghasilkan Azolla yang maksimal, baiknya tanah yang akan dimasukkan dalam kolam dicampur dengan pupuk kandang kering. Komposisi campurannya, 70% tanah dan 30% pupuk kandang.
Selanjutnya, campuran tanah dan pupuk kandang dimasukkan ke dalam kolam secara merata dengan ketebalan sekitar 5 centimeter (cm). Setelah itu isi kolam dengan air secukupnya. Setelah kolam siap baru dilakukan penebaran bibit.
Untuk kolam berukuran 2 x 3 meter, bisa diisi bibit sebanyak 1 kilogram. Biasanya bibit ini bersifat basah, sehingga harus segera ditebar. Supaya Azolla bisa tumbuh maksimal, perhatikan ketinggian air di dalam kolam. Ketinggian air di dalam kolam cukup antara 10 cm - 15 cm dari lumpur.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR