Nationalgeographic.co.id—Kucing dapat menginjeksi bakteri lebih jauh ke dalam jaringan tubuh, yang merupakan tempat sempurna bagi potensi berkembangnya infeksi. Sementara itu ada data yang menunjukkan adanya hubungan antara gigitan kucing dan kesehatan mental seseorang.
Banyak orang menganggap lucu adanya bekas gigitan kucing pada bagian tubuh mereka. Baru-baru ini didapatkan data bahwa orang yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena gigitan kucing, ternyata cenderung mengalami depresi. Dari catatan 1,3 juta pasien selama 10 tahun, para peneliti menemukan bahwa 41 persen dari 750 orang yang digigit kucing juga didiagnosa mengalami depresi. Dari orang yang depresi dan digigit kucing, 85,5 persen adalah wanita.
Setelah data-data tersebut diteliti, ditemukan bahwa: kemungkinan seorang wanita didiagnosa mengalami depresi pada titik tertentu dalam hidupnya jika dihubungkan dengan gigitan kucing, adalah 47 persen, dibandingkan dengan 24,2 persen pria dengan gigitan yang sama.
Alasannya, menurut dugaan peneliti, bisa jadi orang yang depresi cenderung memelihara kucing. Tapi di lain pihak, bisa jadi orang yang depresi memiliki kelakuan yang tidak disukai banyak kucing yang memicu gigitan.
Hal yang terakhir, adalah bukti yang semakin kuat akan adanya hubungan antara kucing dan gangguan mental seseorang. Dan hal itu terkait Toxoplasma gondii yang hidup pada kucing. Orang yang terinfeksi T. gondii yang ditularkan lewat kotoran kucing, memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri, misalnya. Ditemukan bukti pula bahwa parasit bisa jadi memainkan peranan membuat beberapa orang mengalami skizofenia.
Sementara itu penelitian lain menunjukkan perkara gigitan. Tak seperti gigitan anjing, gigitan kucing cenderung tak dianggap berbahaya. Padahal, sebuah penelitian baru menunjukkan, gigitan kucing juga bisa berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari gigitan anjing.
Baca Juga: Selidik Sains: Mengapa Anjing dan Kucing Gemar Dielus di Kepalanya?
Sebuah penelitian menyebutkan, kucing dapat menginjeksi bakteri lebih jauh ke dalam sendi dan jaringan tubuh, yang merupakan tempat sempurna bagi potensi berkembangnya infeksi. Tindakan cepat untuk segera melakukan pengobatan pasca gigitan kucing pun menjadi hal yang sangat dianjurkan.
Penelitian ini juga mengungkapkan, wanita paruh baya disarankan untuk sangat berhati-hati ketika membelai kucing, karena mereka adalah orang-orang yang paling mungkin untuk digigit.
Namun, banyak orang cenderung mengabaikan gigitan hanya karena bentuknya yang kecil, mirip dengan tusukan jarum. Padahal, para ilmuwan mengatakan bahwa gigitan tersebut begitu berbahaya. Tercatat, satu dari tiga orang yang digigit harus dirawat di rumah sakit. Dua di antaranya, memerlukan operasi dalam pengobatannya.
Baca Juga: Anjing dapat Menghubungkan Emosi Manusia Melalui Tindakan Selanjutnya
Dari 193 pasien dengan gigitan kucing selama lebih dari tiga tahun, 57 di antaranya harus menjalani rawat inap di rumah sakit rata-rata selama tiga hari. 38 di antara pasien pun harus dibedah untuk menghilangkan jaringan yang terinfeksi. Delapan orang terpaksa dioperasi lebih dari satu kali, dan beberapa memerlukan bedah rekonstruksi.
Peneliti juga menganalisis perkiraan rentang waktu antara gigitan kucing dan perawatan medis. Karena cenderung dianggap sepele, biasanya keluhan baru muncul 27 jam setelah tergigit.
Berdasarkan penelitian, gigitan kucing dapat dikatakan lebih berbahaya dari anjing, sebab kucing memiliki taring tajam, yang dapat menembus lebih dalam daripada gigitan anjing. Apalagi, bakteri yang ditularkan melalui gigitan kucing adalah bakteri yang sifatnya "bandel" dan sulit dilawan dengan antibiotik.
Baca Juga: Sains Kucing: Bagaimana 'Garfield' Mendapat Pola Unik Ditubuhnya
Dr Brian Carlsen dari Mayo Clinic di Amerika Serikat menjelaskan, bahwa anjing memiliki karakter gigi yang sedikit lebih tumpul dibanding kucing.
"Mereka tidak menembus ke dalam dan cenderung hanya meninggalkan luka yang besar setelah menggigit. Sedangkan, gigi kucing yang tajam, bisa menembus sangat dalam," katanya.
Dia mengatakan, dokter dan korban gigitan kucing perlu mengambil tindakan dan pengobatan serius ketika tangan meradang dan bengkak.
Baca Juga: Sejarah Ringkas Gelombang Besar Penyebaran Kucing ke Penjuru Dunia
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR