Santap siang dengan sepiring nasi padang lengkap dengan lauk pauk, sambal, dan sayuran, lantas ditutup dengan segelas teh manis. Hmm… segar plus menyenangkan.
Akan tetapi dianjurkan untuk memberi jeda antara konsumsi makanan dengan minum teh lebih kurang sekitar dua jam. Anjuran untuk tidak minum teh langsung setelah makan berkaitan dengan interaksi antara asam fitat yang terkandung dalam teh yang dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
Oleh karena asam fitat merupakan zat nongizi yang dapat mengikat mineral besi (Fe), seng (Zn), atau magnesium (Mg). Akibatnya, mineral-mineral itu tidak dapat diserap oleh tubuh. Dikhawatirkan akan menyebabkan anemia atau kekurangan zat besi.
Zat besi sendiri terbagi dua: zat besi heme, terdapat dalam makanan-makanan yang berasal dari sumber hewani dan zat besi nonheme, terdapat di makanan nabati. Zat besi heme dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat daripada besi nonheme.
Jika makanan yang kita konsumsi lebih banyak mengandung zat besi heme dan vitamin C (ascorbic acid) yang akan meningkatkan penyerapan zat besi – hambatan penyerapan dari teh masih dapat teratasi.
Minum jus buah yang mengandung vitamin C juga akan membantu tingkatkan penyerapan zat besi. Namun tak dianjurkan minum jus buah mengandung banyak gula. Lebih baik makan saja buah segar.
Sebenarnya, tidak terlalu dilarang minum teh setelah makan apabila menu yang kita makan bervariasi. Ada sumber bahan makanan nabati, hewani, serta vitamin C yang cukup dari sayur dan buah. Tapi, daripada bingung memikirkan boleh atau tidak, lebih aman minum air putih.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR