Meningkatnya aktivitas manusia di wilayah Teluk Balikpapan menyebabkan semakin berkurangnya ruang yang tersedia bagi pesut Mengutip dari jurnal Sebaran dan Preferensi Habitat Pesut Orcaella brevirostris di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, meningkatnya jumlah kapal yang melintasi Teluk Balikpapan dapat mengancam kehidupan pesut.
Peningkatan jumlah kapal sejak tahun 2000-2013 menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup pesut. Industri batubara di Sungai Riko juga berpotensi menyebabkan terjadinya sedimentasi dan polusi suara yang diakibatkan oleh aktivitas kapal.
Industri pengolahan minyak di Muara Tempadung berpotensi menyebabkan pencemaran perairan. Pesut membutuhkan lingkungan yang tidak tercemar juga salinitas (kandungan garam pada air) yang rendah.
Baca Juga: Bayi Lumba-lumba Terdampar dengan Sampah Plastik dan Balon di Perutnya
Surveyor dari IPB secara konsisten mengamati pesut langsung dari perahu. Survei dilakukan pada 12-25 Desember 2013 di Teluk Balikpapan. Pesut tidak tersebar merata di Teluk Balikpapan melainkan hidup di tempat-tempat tertentu, seperti di Sungai Riko, Muara Tempadung, Pulau Benawa Besar, Tanjung Batu, dan Pelabuhan ITCI.
Pesut dapat ditemukan di perairan dangkal, pesisir pantai daerah tropis, dan subtropis Indo-Pasifik, dari Barat Laut Teluk Bengal sampai Timur Laut Australia. juga ditemukan di sungai besar di Asia Tenggara; Mekong, Mahakam, dan Ayeyarwady, dan di perairan pesisir timur Pulau Kalimantan.
Secara umum, Pesut di Indonesia tercatat ditemukan di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Irian Jaya. Ditemukan juga bahwa sebagian besar habitat Pesut terletak di muara sungai. Lokasi tersebut terindikasi sebagai tempat yang paling disukai oleh pesut di Teluk Balikpapan.
Baca Juga: Ditemukan Kadar Polutan Beracun yang Tinggi Pada 83 Paus dan Lumba-lumba
Source | : | repository.ipb.ac.id,nature-creatures |
Penulis | : | Fadhil Ramadhan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR