Dikutip dari Ahram Online, alat-alat lainnya yang ditemukan adalah sekelompok bejana tanah liat yang digunakan dalam ritual keagamaan dan upacara dewi Hathor, kumpulan patung yang menggambarkan dewa Tawart dan Djehuty, kursi bersalin kecil, tempat persembahan besar, dan mata Udjat emas murni. Lalu ada juga sisa-sisa sisik emas yang digunakan dalam penyepuhan beberapa potong benda lainnya.
Aymen Ashmawy, Kepala Sektor Barang Purbakala Mesir Kuno, menunjukkan bahwa para arkeolog juga menemukan sejumlah gambar-gambar menakjubkan yang dibuat dengan gading. Gambar-gambar itu berupa pemandangan wanita membawa persembahan dan pemandangan kehidupan sehari-hari, termasuk tanaman, burung, dan hewan. Lalu ada juga ambang batu kapur besar dengan teks hieroglif dan bagian dari lukisan kerajaan bergambar seorang raja yang sedang melakukan ritual keagamaan di kuil tersebut.
Prasasti-prasasti hieroglif yang memuat lima gelar Raja Psamtik I, dan nama dua raja "Waha Ip-Ra" dan "Ahmose II" dari raja-raja dinasti ke-26 juga ditemukan di kuil tersebut. Ashmawy mengatakan bahwa prasasti-prasasti hieroglif itu berusia lebih dari 2.500 tahun atau berasal lebih dari 2,5 abad lalu, sebagaimana dikutip dari News.cn.
Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato
Hossam Ghoneim, Direktur Jenderal Barang Antik Kafr El-Sheikh yang menjadi kepala misi penggalian arkeologi di situs tersebut, mengatakan bahwa sumur batu kapur besar untuk air suci dan tempat pemandian Ptoleimaik yang terbuat dari bata lumpur juga ditemukan di sana. Tempat pemandian itu terdiri atas bak mandi, bak air, dan tempat untuk memanaskan air.
Pada tahun 2021 ini pemerintah Mesir secara jor-joran mengumumkan banyak penemuan mumi dan benda-benda arkeologi lainnya untuk menarik minat para wisatawan mancanegara berkunjung ke negeri mereka. Belum lama ini mereka juga mengadakan parade mumi, yakni mengarak 22 mumi dengan mobil di jalanan Kairo, ibu kota Mesir.
Baca Juga: Temuan Baru Patung Alexander Agung Ungkap Sejarah Kuno Kota Alexandria
Pandemi virus corona telah memukul telak industri pariwisata di Mesir. Bahkan, sektor pariwisata mereka telah kehilangan 1 miliar dolar AS per bulan atau sekitar Rp14,3 triliun per bulannya akibat kondisi pagebluk ini.
Upaya penggalian arkeologi yang berbuah pada penemuan banyak mumi dan artefak-artefak kuno lainnya mereka lakukan demi menarik kembali minat pariwisata di negeri mereka. Benda-benda hasil penemuan itu kini banyak disimpan di sejumlah museum di Mesir yang dibuka dan dipamerkan untuk publik nasional maupun internasional.
Source | : | Ahram Online |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR