Untuk ke 44 kalinya, seluruh warga dunia memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2014. PBB menyebutkan bahwa tema peringatan Hari Bumi 2014 adalah Kota Hijau. (Lebih lanjut dapat dibaca di sini)
Melalui situs webnya PBB menyebutkan, Hari Bumi 2014 akan berpusat pada tema kota hijau, yang berarti mendorong mobilisasi jutaan orang guna menciptakan lingkungan sehat yang berkelanjutan melalui komunitas hijau di seluruh dunia.
Hal ini berdasarkan fakta bahwa lebih dari setengah populasi di dunia ini hidup di wilayah perkotaan saat ini.
Seiring dengan pertumbuhan populasi serta bertambah parahnya dampak dari perubahan iklim, maka sudah saatnya wilayah perkotaan juga bergerak.
"Melihat kondisi saat ini, cita-cita 30 persen ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan menjadi sebuah tantangan besar," ujar Basuki Rahmad, Program Officer dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), menyatakan dalam siaran pers, Selasa (22/4).
Menurutnya, untuk merealisasikan komitmen tersebut, Jakarta dan kota-kota besar lainnya harus lebih serius dalam program-programnya untuk membuat kota hijau yang nyaman bagi masyarakatnya. Sebab, di kota-kota besar kondisi lingkungannya semakin tidak sehat.
Basuki mangatakan Yayasan KEHATI akan terus menggandeng masyarakat untuk menciptakan kota hijau. Dalam kaitannya dengan Hari Bumi, Yayasan KEHATI memandang tema tahun ini sebagai konfirmasi akan sejumlah program KEHATI berkenaan dengan wilayah perkotaan yang sudah berjalan di berbagai wilayah di Indonesia.
Program-program tersebut adalah Penanaman Mangrove di Pesisir Indonesia (Merajut Sabuk Hijau Pesisir Indonesia) yang sudah berjalan sejak 2008, berhasil merestorasi setidaknya 50 ha kawasan mangrove dengan penanaman lebih dari 2,5 juta tanaman.
Ada pula program Pembenahan Hulu Sungai Ciliwung-Cisadane-Pasanggrahan melalui pengembangan program penanaman bambu sebagai salah satu vegetasi penting yang berfungsi sebagai filter untuk menjaga kebersihan air sungai di DAS Pesanggrahan, Ciliwung, dan Cisadane, serta mencegah erosi dan banjir.
Kemudian untuk memanfaatkan lahan-lahan di perkotaan, program Taman Kehati diluncurkan di beberapa provinsi, antara lain Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan. Tujuan Taman Kehati antara lain dengan tujuan untuk menjaga kelestarian aneka ragam hayati sekaligus mendorong pemanfaaran kekataan alam hayati secara kreatif.
Salah satu yang berhasil adalah Taman Kehati di Renon, Bali yang fokus pada budidaya tanaman upakara (tanaman yang digunakan untuk upacara keagamaan). Hasil dari taman tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar pada saat upacara keagamaan di Bali. Bahkan daerah-daerah lain juga ada yang mengimpor hasil dari taman di Renon tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR