Di sisi lain, sejarawan Trinity College Peter Carey dalam laporan National Geographic Indonesia sebelumnya, memaparkan membiarkan pemilik tanah juga memberikan kompensasi batas waktu pengembalian tanah oleh penyewa dari Eropa.
Peraturan ini menimbulkan risiko menguatnya faksi anti-Belanda di tubuh Keraton yang begitu dekat dengan pemerintah kolonial. Melalui buku berjudul Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (185-1855), Carey memaparkan Pangeran Dipanagara memutuskan hubungan dan meninggalkan Keraton sejak Februari 1824.
Singkatnya, sang Pangeran menyiapkan siasat dan mengumpulkan pengikut, untuk melawan perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda yang telah mencekik rakyat. Di sisi lain, Patih Danureja IV malah berpihak pada Belanda dan mengerahkan militernya untuk memeranginya.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR