Otoritas penerbangan Malaysia dan perusahaan Inggris, Inmarsat, Selasa (20/5), mengatakan, mereka akan merilis data satelit yang digunakan untuk mempersempit pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang ke kawasan ke Samudra Hindia selatan.
Para anggota keluarga dari 239 orang di pesawat itu, yang hilang pada 8 Maret lalu, telah menuntut agar data mentah satelit dibuka kepada publik untuk analisis secara independen setelah pencarian awal di dasar laut tidak menemukan puing-puing pesawat tersebut. "Semua pihak sedang bekerja untuk membeberkan kumpulan data komunikasi dan analisis deskripsi teknis bagi konsumsi publik," kata Departemen Penerbangan Sipil Malaysia dan Inmarsat dalam sebuah pernyataan bersama.
Pernyataan tersebut tidak mengungkapkan kapan data itu akan tersedia bagi publik.
Pernyataan itu menekankan, data satelit hanya salah satu dari beberapa elemen yang diperiksa para penyidik.
Pihak berwenang Malaysia selama ini bungkam tentang sejumlah detail. Pemerintah negara itu mengatakan, mereka hanya bisa membocorkan informasi setelah itu diverifikasi, dan ketika itu dirilis, informasi tersebut tidak akan memengaruhi investigasi yang sedang berlangsung terkait hilangnya pesawat itu.
Malaysia mengatakan, perhitungan dengan menggunakan data Inmarsat menunjukkan bahwa penerbangan pesawat Boeing 777 tersebut berakhir di Samudra Hindia bagian selatan yang terpencil, setelah secara misterius beralih dari rute penerbangan sebenarnya, yaitu Kuala Lumpur-Beijing.
Namun, tidak ada tanda-tanda bahwa pesawat itu telah ditemukan di sana meskipun pencarian besar-besaran dan mahal telah dilakukan.
Australia, yang memimpin perburuan di Samudra Hindia, telah berkomitmen untuk mengalokasikan dana hingga US$84 juta untuk operasi pencarian selama dua tahun.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR