Nationalgeographic.co.id – Mao Zedong, Bapak Tiongkok modern, dikenang karena pengaruhnya terhadap masyarakat dan budaya Tiongkok. Dalam sejarah dunia, ia memiliki pengaruh terhadap kaum revolusioner politik di Amerika Serikat dan dunia barat. Mao Zedong secara luas dianggap sebagai salah satu ahli teori komunis paling terkemuka serta penyair hebat.
Masa Muda Mao Zedong
Pada tanggal 26 Desember 1893, seorang putra lahir dari keluarga Mao, petani kaya di Shaoshan, Provinsi Hunan, Tiongkok. Mereka menamai bayi laki-laki itu Mao Zedong.
Mao muda tersebut mempelajari ajaran klasik Konfusianisme di sekolah desa selama 5 tahun. Namun ia meninggalkan sekolah pada usia 13 tahun untuk membantu pekerjaan penuh waktu di pertanian. Pemberontak dan mungkin manja, Mao muda konon dikeluarkan dari beberapa sekolah. “Ia bahkan kabur dari rumah selama beberapa hari,” tulis Kallie Szczepanski di laman Thoughtco.
Pada tahun 1907, ayah Mao menjodohkan putranya yang berusia 14 tahun. Mao menolak mengakui istrinya yang berusia 20 tahun, bahkan setelah dia pindah ke rumah keluarganya.
Pendidikan
Mao pindah ke Changsha, ibu kota Provinsi Hunan, untuk melanjutkan pendidikannya pada 1911. Selama 6 bulan, ia menjabat sebagai tentara di barak di Changsha, selama revolusi yang menggulingkan Dinasti Qing. Mao menyerukan agar Sun Yatsen menjadi presiden dan memotong rambut panjangnya yang dikepang. Pemotongan kepang itu merupakan tanda pemberontakan anti-Manchu.
Antara tahun 1913 dan 1918, Mao belajar di Sekolah Pelatihan Guru. Di sekolah itu Mao mulai menerima ide-ide yang lebih revolusioner. Dia terpesona oleh Revolusi Rusia tahun 1917 dan filsafat Tiongkok abad ke-4 SM yang disebut Legalisme.
Setelah lulus, Mao mengikuti profesornya Yang Changji ke Beijing dan bekerja di perpustakaan Universitas Beijing. Atasannya, Li Dazhao, adalah salah satu pendiri Partai Komunis Tiongkok dan sangat memengaruhi perkembangan ide-ide revolusioner Mao.
Mengumpulkan Kekuatan
Meski sudah menikah sebelumnya, pada 1920 Mao menikahi Yang Kaihui, putri profesornya. Dia membaca terjemahan The Communist Manifesto di tahun yang sama dan menjadi penganut marxisme yang penuh komitmen.
Baca Juga: Four Pests: Kampanye 'Mulia' Mao Zedong yang Memicu Bencana Ekologis
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR