Keragaman Indonesia adalah sebuah kekayaan. Alam, manusia, dan warisan budaya, semua dimiliki negeri ini. Membentang dari belahan barat di Pulau Sabang hingga ke bagian timur di Merauke. Dan, sampai saat ini, masih banyak yang belum kita eksplorasi.
Layaknya para penjelajah National Geographic yang menggunakan kamera sebagai alat untuk menghadirkan foto-foto berkisah yang dapat mengubah persepsi dan—sebisa mungkin—mengubah kehidupan, National Geographic Indonesia mengajak publik untuk mengangkat kamera dan mengabadikan keindahan Indonesia melalui foto.
Pada Sabtu (7/6) yang cerah, Dusun Klipoh, Karanganyar, Magelang, Jawa Tengah mendapatkan kedatangan tetamu. Warga dusun yang memiliki tradisi membuat gerabah menjadi tuan rumah bagi 100 fotografer dari Yogyakarta dan sekitarnya (sebab, ada juru foto yang menyempatkan diri datang dari Semarang dan Klaten). Tentu, para penggemar jeprat-jepret itu berharap dapat mengabadikan kegiatan pembuatan gerabah dan lanskap dusun secara detail dan menarik. Nantinya, hasil foto itu diunggah dan diikutsertakan dalam kontes foto Imaji Indonesia melalui tautan ini.
Sejak subuh, para juru foto berbagai usia—lelaki dan perempuan—itu telah berkumpul di dekat Terminal Jombor, Yogyakarta. Mereka datang dengan mewakili pribadi atau komunitas foto (ada yang bernaung di dalam kampus, ada pula yang independen). Kalau dapat kami sebutkan, ada Landscape Indonesia, Fotka 053 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Portrait STMIK AMIKOM Yogyakarta, Klaten Photographer, Kelas Pagi Yogyakarta, Indonesia Memotret, KFBI, Galeri Foto Pariwisata Indonesia, Levitasi Hore Yogyakarta, dan lainnya.
Boleh jadi, di antara para peserta sudah ada yang pernah blusukan ke wilayah Borobudur ini. Namun, kegiatan satu hari ini menjadi istimewa karena mereka berburu foto keindahan dan keunikan sudut Indonesia bersama fotografer senior Dwi Oblo dan fotografer National Geographic Indonesia Yunaidi. Bersama keduanya, mereka menelusuri sudut-sudut dusun yang memberikan warna unik dalam kegiatan wisata di Tanah Jawa.
Dusun Klipoh, yang kerap diucapkan Nglipoh, berada di barat daya Candi Borobudur, Jawa Tengah. Hampir sebagian besar warga dusun kecil ini bekerja sebagai pembuat gerabah dari tanah liat. Saroyah, salah seorang warga dusun, menyatakan, 80 persen warga Klipoh yang berjumlah sekitar 180 kepala keluarga bekerja sebagai pembuat gerabah.
Tradisi membuat gerabah di dusun ini bisa dilihat dari relief yang ada di Candi Borobudur. Produk pelita minyak kelapa misalnya persis seperti yang terdapat di salah satu panel candi. "Bentuknya persis seperti yang di relief Borobudur," tegas Supoyo, koordinator Galeri Komunitas. Hanya saja, pelita gerabah kini telah memiliki variasi desain.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR