Seorang pekerja kilang minyak asal Selandia Baru, yang mengaku telah melihat 'pesawat Malaysia Airlines MH370 terbakar' di atas Laut Tiongkok Selatan, mengungkapkan pada akhir pekan lalu bahwa ia kehilangan pekerjaannya karena melaporkan kejadian tersebut.
Saat berbicara tentang kesaksiannya mengenai sebuah pesawat yang terbakar, dan ia kemudian kehilangan pekerjaannya, Mike McKay tetap positif soal isi sebuah e-mail yang telah ia kirim. "Saya yakin saya melihat pesawat Malaysia Airlines jatuh. Waktunya bertepatan," demikian yang ia tulis dalam e-mail itu.
Ia mengatakan, pencarian yang sedang berlangsung terhadap pesawat itu menimbulkan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Ia menambahkan, "Para penyidik tidak membuat orang menjadi yakin."
McKay sedang bekerja di kilang minyak Songa Mercur di lepas pantai selatan Vietnam pada 8 Maret malam ketika ia melihat apa yang dia yakini sebagai sebuah pesawat yang terbakar. Dia kemudian mengirim sebuah e-mail ke atasannya, yang kemudian dibocorkan ke media. Media lalu mengetahui namanya, tempatnya berkerja, yaitu operator kilang Idemitsu, serta kontraktor McKay dan pemilik kilang Songa Offshore.
Alamat e-mail kemudian dibanjiri dengan begitu banyak pertanyaan sehingga komunikasi operator itu diblokir.
"Hal itu kemudian tidak dapat ditoleransi oleh mereka. Saya lalu disingkirkan dari kilang itu, dan tidak dipanggil lagi," katanya kepada Sunday Star Times Selandia Baru.
McKay mengatakan, walau dia dibayar sampai akhir masa kerjanya, ia dikeluarkan dari kilang itu lima hari sebelumnya.
Konsultan pengeboran yang telah bekerja, terutama di Asia Tenggara selama 35 tahun terakhir, dan selama hampir enam tahun terakhir di perairan Vietnam tersebut kini sedang mencari pekerjaan.
Dalam e-mail-nya, McKay memberikan apa yang tampaknya menjadi rincian yang kredibel tentang pesawat yang terbakar itu. Dia menggambarkan lokasi kilang minyak itu, arah kompas tentang posisi pesawat itu dari kilang, perkiraan jarak pesawat dari kilang, serta arus di permukaan air dan arah angin.
Pesawat itu, kata dia dalam e-mail tersebut, tidak berada pada jalur penerbangan normal untuk penerbangan Kuala Lumpur ke Beijing, sebuah fakta yang ia tahu karena "kami melihat jalur itu setiap hari'.
Dia menandatangani email-nya dengan kata-kata "semoga berhasil", diikuti dengan nama lengkap dan nomor paspor Selandia Baru.
Setelah membaca e-mail tersebut, Pemerintah Vietnam mewawancarai warga Selandia Baru itu dan memulai pencarian awal. Namun, dua hari setelah berbicara kepadanya, pencarian di Laut Tiongkok Selatan dibatalkan ketika pencarian pesawat MH370 beralih ke Laut Andaman dan kemudian ke Samudra Hindia bagian selatan.
Sejak itu, kata dia, tim pencari Malaysia atau Australia tidak menghubunginya lagi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR