"Jadi mereka yang mendasarkan pada imkan rukyat akan menyatakan bahwa Ramadhan jatuh pada 29 Juni 2014," jelas Hakim.
Pada 18 Juni 2014 petang, jarak tenggelamnya Bulan dan Matahari sudah cukup lama, sekitar 1 jam.
Hakim mengungkapkan, teknologi sebenarnya bisa menyelesaikan permasalahan perbedaan awal puasa, misalnya dengan teleskop yang lebih canggih atau astrofotografi.
Namun, yang lebih dibutuhkan adalah kemauan untuk mengubah pandangan dan keterbukaan sehingga awal ibadah puasa dan hari raya Idul Fitri bisa disatukan.
Menurut Hakim, menoleransi perbedaan saja tidak cukup. Pemerintah perlu berperan sehingga awal ibadah dan hari raya sesama umat bisa disatukan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR