Nationalgeographic.co.id—Sampai saat ini anjing masih menjadi pilihan untuk dijadikan hewan peliharaan. Ternyata, kebersamaan manusia dan hewan berkaki empat ini sudah terjalin sejak puluhan ribu tahun silam.
Dilansir dari Heritage Daily, anjing pertama kali dijinakkan setidaknya 20.000 tahun lalu. Pada masa lampau, anjing merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Anjing dilibatkan untuk berburu, menggembala, dan lain-lain.
Dalam studi baru, para peneliti dari University of Copenhagen mendapati bahwa meskipun populasi orang Siberia kuno tetap terisolasi secara genetik untuk waktu yang sangat lama, berbeda dengan anjing-anjing mereka. Anjing mereka berinteraksi dengan populasi anjing lain setidaknya 2.000 tahun yang lalu, bahkan mungkin ribuan tahun sebelumnya.
“Dengan membuat catatan genetik anjing purba di samping temuan arkeologi lainnya, kami dapat melihat adanya pergerakan anjing, berpotensi sebagai sesuatu yang telah diperdagangkan seperti komoditas. Mungkin karena aktivitas manusia, kami yakin anjing-anjing itu bisa digunakan dan diperdagangkan untuk berburu, menggembala atau menarik eretan,” kata Tatiana Feuerborn, selaku penulis utama studi ini kepada Heritage Daily.
Keberadaan anjing sangat penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat kuno. Hal ini juga menjelaskan mengapa hewan berkaki empat itu dijinakkan sejak awal.
“Pada saat yang sama, sepertinya populasi manusia kurang lebih terisolasi secara genetik dan tidak bercampur dengan populasi luar. Kami tidak melihatnya dengan anjing, terlihat bahwa anjing diperdagangkan daripada ikut bergerak bersama manusia. Jadi pasti ada interaksi antar populasi di wilayah Siberia ini,” jelas Tatiana Feuerborn.
Baca Juga: Ahli Biologi dan Psikologi Berselisih Pendapat, Mana yang Lebih Cerdas: Kucing atau Anjing?
Penelitian ini telah dipublikasikan di PNAS dengan judul Modern Siberian dog ancestry was shaped by several thousand years of Eurasian-wide trade and human dispersal pada 28 September 2021. Dalam jurnalnya disebutkan bahwa para ahli melakukan analisis terhadap puluhan genom anjing purba dan terungkap bahwa nenek moyang anjing Siberia Arktik bergeser selama 2.000 tahun terakhir karena masuknya anjing dari Stepa Eurasia dan Eropa.
Diketahui ternyata sebagian besar DNA anjing purba benar-benar bertahan pada anjing modern. Ahli paleogenetik LMU, Laurant Frantz yang juga terlibat dalam studi ini mengatakan bahwa dia dan rekan-rekan ingin mengetahui bagaimana trah anjing modern terbentuk.
“Jadi, untuk memahami perkembangan mereka, kami mengurutkan 20 (genom) anjing Siberian dan Stepa Eurasia mulai dari usia 11.000 hingga hanya 60 tahun. Kami kemudian menganalisis bersama dengan genom anjing purba dan modern secara umum,” tutur Laurant Frantz.
Baca Juga: Anjing dapat Menghubungkan Emosi Manusia Melalui Tindakan Selanjutnya
“Hasilnya menunjukkan bahwa pengenalan material baru paling awal setidaknya muncul 2.000 tahun lalu. Meskipun ada beberapa kali pencampuran, komponen leluhur Arktik mereka bertahan dalam ras Samoyed modern. Kami juga menemukan bahwa Siberian Husky modern memiliki kesamaan dengan anjing purba,” tambahnya.
Dia melanjutkan, temuan ini mengungkapkan bahwa beberapa keturunan Arktik yang populer mempertahankan tingkat keturunan signifikan dari garis keturunan yang ada sebelum 9.500 tahun lalu. Selain itu, analisis yang dilakukan bersama dengan tim kolaborator internasional memungkinkan para peneliti untuk mengekstrak DNA dari fosil anjing dan dari koleksi museum berupa pakaian bulu.
Baca Juga: Selidik Sains: Mengapa Anjing dan Kucing Gemar Dielus di Kepalanya?
Dari satu sampel terungkap bahwa anjing tidak hanya berguna semasa hidupnya. Salah satu ahli dalam studi ini, Robert Losey menuturkan pihaknya mengumpulkan DNA dari potongan pakaian yang terbuat dari bulu anjing. Anjing memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Para ahli menyimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan walau anjing Arktik terisolasi nampaknya berevolusi sampai setidaknya pertengahan Zaman Holosen. Anjing Arktik purba ini mendiami sebagian besar wilayah Siberia dari Kepulauan Siberia Baru sampai ke Danau Baikal. Evolusi anjing Siberian telah dipengaruhi oleh beberapa anjing dari Stepa Eurasia dan Eurasia Barat.
Baca Juga: Singkap Peta Genetika yang Mengungkapkan Nenek Moyang Anjing Modern
Source | : | Heritage Daily,PNAS |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR