Sebagian besar buah-buahan yang diimpor, terutama apel umumnya dilapisi lilin untuk menjaga kesegaran buah mulai dari panen, pengiriman, hingga penjualan di toko.
Penggunaan lilin pada produk buah dan sayuran segar sebenarnya sudah mulai dipakai sejak tahun 1920-an untuk memperpanjang umur buah. Selain apel, buah jeruk, tomat, dan menintum, juga sering dilapisi lilin agar terlihat licin, mengilap, dan menarik.
Menurut Prof.Tien R.Muchtadi dari Fakultas Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, lilin yang dipakai untuk melapisi buah sebenarnya adalah lilin yang aman untuk dimakan.
"Tentu saja lilin ini bukan lilin seperti untuk penerangan, tetapi lilin yang strukturnya mirip dengan lilin yang dikeluarkan secara alami oleh tanaman. Misalnya saja buah apel itu secara alami memang ada lapisan lilin atau lemaknya," katanya dalam acara peluncuran gerakan "Aksi Sehat 5 Menit" di Jakarta (26/6/14).
Ia menambahkan, buah apel diberi tambahan lilin untuk melapisi lapisan alami lemaknya yang memang mudah hilang.
"Lilin yang dipakai sebenarnya cair, lalu buah-buah itu dicelupkan sebentar dan mengering. Lilin ini juga aman kalau sampai tertelan," ujarnya.
Selain untuk menjaga kesegaran buah, lilin pada buah juga dimaksudkan untuk menjaga buah dari benturan selama masa transportasi dan penyimpanan. Dengan demikian buah akan tetap mulus sampai di tangan konsumen.
Meski demikian, kita tetap harus waspada dan memastikan buah yang dikonsumsi bersih dan aman. Tien menyarankan agar buah dan sayuran yang dikonsumsi dicuci dengan benar dan teliti untuk membersihkan residu pestisida atau pun lilin.
Lapisan lilin memang tidak mudah larut dengan air saja, karena itu bisa juga digunakan sabun khusus pencuci buah dan sayur dengan formula yang aman.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR