Demi menyelamatkan yaki, sepuluh pekerja dari kebun binatang di Inggris bertekad mendaki tiga puncak gunung dalam sehari pada 5 Juli 2014 mendatang. Para pekerja yang datang dari lima kebun binatang ini akan mendaki Gunung Ben Nevis di Skotlandia, Gunung Scafell Pyke (Inggris), dan Gunung Snowdon (Wales).
"Mereka akan menempuh rute sepanjang 43 kilometer dengan berjalan kaki selama 13 jam dan naik turun pada ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut," ujar Education Officer Yayasan Selamatkan Yaki, Yunita Siwi, Senin (30/6).
Yaki atau Macaca nigra adalah salah satu spesies endemik Sulawesi Utara yang terancam punah. Dalam jangka waktu 40 tahun terakhir, populasinya menurun sangat drastis lebih dari 80 persen. (Baca juga kisah mendalam yaki di dalam Makaka Pendaulat Takhta)
"Penurunan populasi disebabkan karena hutan tempat hidup satwa ini telah dialihfungsikan menjadi perkebunan, bahkan perumahan. Ancaman lainnya yaitu perburuan karena sebagian orang menganggap yaki sebagai hama. Selain itu, dianggap lucu untuk dijadikan binatang peliharaan, dan yang paling sering terjadi khususnya di Sulawesi Utara ialah dikonsumsi," jelas Yunita. (Baca juga di sini)
Yaki adalah sejenis monyet hitam Sulawesi yang dilindungi UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Hewan ini adalah primata karismatik yang hanya terdapat di Sulawesi Utara, tidak ada di tempat lain di dunia.
Para pekerja kebun binatang di Inggris nekat mengadakan pendakian gunung hanya dalam satu hari karena perhatian mereka terhadap pelestarian satwa liar yang sangat besar. Salah satu pekerja yang akan ikut pendakian yang diberi nama “Tantangan Tiga Puncak 2014” ialah Jodie Dryden.
Jodie menyatakan sangat antusias mendaki gunung demi meningkatkan kesadaran arti penting melindungi satwa. Pendakian demi yaki ini juga bertujuan untuk menggalang dana pendukung kegiatan konservasi yaki.
Tekad melindungi yaki itu muncul setelah ia mengunjungi Taman Wisata Alam Batuputih, Bitung, setahun silam.
"Dia berjanji akan terus berusaha berpartisipasi dalam konservasi yaki bersama tim Selamatkan Yaki yang ada di Manado demi pelestarian satwa yang hampir punah itu," tambah Yunita.
Kegiatan yang dilakukan oleh orang 'luar' ini sangatlah patut untuk diacungkan jempol, bahkan diteladani. Yunita merasa terharu dengan apa yang dilakukan oleh para pekerja dari Inggris tersebut.
"Bentuk kecintaan mereka terhadap satwa yang notabene bukan milik mereka itu langsung mereka buktikan dengan penggalangan dana untuk membantu rekan mereka yang bekerja di Manado, Indonesia," urai Yunita.
Yunita juga menyinggung kepedulian warga Sulawesi Utara terhadap kelestarian alam dan satwa seperti yaki. Menurut dia, jangan sampai orang luar justru yang lebih peduli menyelamatkan yaki daripada warga Sulawesi Utara sendiri.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR