Long mengatakan paus-paus sakit yang terdampar diperlakukan berbeda dengan paus yang di laut.
"Bila paus-paus tersebut terdampar ke pantai dan ia datang dengan sendirinya, maka kami harus melakukan sesuatu untuk membantu paus tersebut tidak menderita terlalu lama, 'ucapnya.
"Kami tidak bisa melakukan euthanasia kepada hewan dengan Lethabarb and membiarkannya pergi ke laut lepas karena banyak hewan-hewan lainnya akan memakan itu. Situasi ini sangat berbahaya."
Persaingan untuk Mendapatkan Makanan
Long mengatakan terdapat sekitar 20,000 paus jenis humpback melakukan migrasi tahun ini dan jumlahnya semakin meningkat.
"Populasi ini meningkat sekitar 10 persen per tahun pada beberapa titik harus menemukan keseimbangan dan pada titik itu adalah pada masa menyusui," ungkapnya.
"Ini akan diatur dengan nutrisi dan hewan-hewan ini memakan Krill di Selatan Samudra."
Long mengatakan populasi paus tersebut sekitar 40,000 sebelum perburuan paus dimulai pada abad 18 tetapi sumber makanan mereka semakin sedikit karena Krill ditangkapi.
Ia mengatakan penduduk di Tenggara Queenlands akan bisa melihat lebih banyak paus sakit di masa yang akan datang.
"Masalahnya adalah hampir dua pertiga lebih jalur migrasi melewati jalur ini sehingga hampir bisa dipastikan pada jalur ini kita bisa menyaksikan paus-paus yang sakit di tahun-tahun yang akan datang," tambahnya.
'Saya tidak tahu kapan ini akan terjadi tapi ini akan terjadi."
Dukungan Publik
Long mengatakan ia berharap publik akan bersimpati kepada Departemen Taman Nasional karena mengeuthanasia beberapa paus.
Long juga mengatakan Departemen Lingkungan dan Perlindungan saat ini sedang memonitor paus yang sakit di Sunshine Coast dan lembaga tersebut memiliki penembak berlisensi yang siap siaga bila diperlukan.
'Departemen sedang melihat perkembangan paus ini dan kondisi terbaik adalah membiarkannya di lautan dan biarkan alam menjalankan perannya. Saya kira mereka punya pilihan lainnya," pungkasnya.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR