Para peneliti kini sedang bekerja dalam percobaan-percobaan lanjutan untuk mengetahui apakah pola perubahan bau ini ditemukan juga pada manusia.
Profesor Mark Menscher dari Pennsylvania State University, yang terlibat di penelitian ini mengatakan, semuanya masih terlalu dini.
"Pada tikus, terdapat lingkungan yang terkendali. Pada manusia, terdapat begitu banyak faktor. Mulai dari perbedaan lingkungan hingga gen yang beragam."
Baca juga Teknik Baru Cegah Penyebaran DBD dan Malaria: Mempekerjakan Nyamuk!
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR