Pasar Ramadan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, tidak hanya menjadi tempat berbelanja persiapan buka puasa, tetapi juga jadi ajang wisata kuliner.
"Hampir semua kue tradisional ada. Kalau di luar Ramadan, jarang ada yang jual kue-kue seperti itu. Hanya saat bulan puasa seperti ini banyak yang menjualnya. Makanya mumpung ada yang jual, puas-puasin saja makannya," kata Ari, warga Sampit, Selasa (1/7).
Hampir semua jenis kue tradisional disediakan pedagang. Seperti berbagai jenis bingka, kue lapis, putu mayang, amparan tatak dan lainnya yang dijual dengan harga berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 30.000 per kue ukuran sedang.
Tidak hanya umat Muslim, pembeli yang datang sebagian juga merupakan non-Muslim yang sudah menganggap tradisi Pasar Ramadan menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat Kotim yang sudah ditunggu-tunggu setiap datangnya Ramadan.
"Hampir semua kue tradisional ada disediakan. Ini bisa menjadi wisata kuliner bagi masyarakat kita dan tamu dari luar daerah," kata Bupati Kotim, H Supian Hadi.
Saat hari pertama usai membuka Pasar Ramadan, Supian juga ikut berbelanja di pasar tersebut. Dia terlihat membeli beberapa kue dan masakan untuk berbuka puasa di rumah.
Bagi tamu dari luar daerah, Pasar Ramadan Sampit sangat menarik dan menyajikan suasana menyenangkan sekaligus petualangan memanjakan lidah bagi yang suka berwisata kuliner.
"Tadi malam saya sudah ke sana. Kuenya manis-manis. Saya suka," kata Mark Avery, guru di Scoth Grafton High School Australia yang kebetulan berkunjung ke Sampit. Mark yang merupakan guru Bahasa Indonesia di Negeri Kangguru itu mengaku senang dengan suasana di Pasar Ramadan di Sampit karena menyajikan sesuatu yang berbeda baginya. Dia mendukung kegiatan tersebut untuk tetap diadakan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR