Bayangkan jika anda memakai lensa kontak dengan layar resolusi tinggi. Berkat kinerja para ilmuwan di Oxford University, hal ini dimungkinkan terjadi dalam waktu yang tak lama.
Mereka telah menemukan cara guna mengubah teknologi penyimpanan data yang biasa ditemukan di DVD menjadi teknologi layar yang cukup radikal.
Mereka menulis di jurnal Nature hari ini bahwa materi yang mereka temukan ini dapat memberi jalan untuk generasi layar baru yang lebih tipis dan enteng dengan resolusi yang jauh lebih tinggi dan konsumsi energi yang lebih efisien dibandingkan teknologi apapun yang sudah ada.
Lebih dari itu, teknologi ini dapat juga ditempelkan pada permukaan yang fleksibel atau transparan, yang berarti aplikasi teknologi ini tidak lagi hanya terbatas pada teknologi seperti e-readers atau smartphones. Namun bisa juga pada kaca mobil ataupun lensa kontak.
Perkembangan teknologi ini bergantung pada proses yang mirip dengan proses pembekuan air menjadi es. Banyak zat yang mengalami perubahan struktur melalui perubahan suhu seperti pada proses pencairan benda padat menuju cair.
Fenomena perubahan yang terjadi pada zat inilah yang saat ini digunakan untuk berbagai macam aplikasi mulai dari memori komputer hingga teknik pengaturan suhu di rumah rumah.
Tim yang dipimpin oleh Profesor Harish Bhaskaran ini meneliti fenomena perubahan wujud zat ini seperti yang terjadi pada zat Germanium-Antimony-Tellurium (GST) dan menemukan, mereka dapat memanfaatkannya untuk memproyeksikan warna.
Mereka mengambil lapisan dari GST setebal satu nanometer dan menumpuknya dengan dua konduktor transparan yang sangat tipis di kedua permukaan, yang kemudian di tancapkan di ujung permukaan kaca.
Para ilmuwan ini memprediksi bahwa dengan memvariasi ketebalan dari lapisan transparan tersebut, mereka akan dapat merubah warna cahaya yang terpantul, dan dengan mengganti fase melalui GST, mereka akan dapat merubah warna.
Mereka kemudian menciptakan prototipe untuk melihat kemungkinan berubahnya warna abu abu ke biru dengan memanaskannya.
“Kami sedikit tidak percaya ketika percobaan pertama kami berhasil, kami kemudian mencoba tes yang sama dengan beberapa warna yang lain dan rupanya hal itu juga berhasil,” kata Bhaskaran.
“Saya sudah menjadi peneliti untuk waktu yang cukup lama, dan baru pertama kali ini sebuah eksperimen berhasil pada percobaan pertama.”
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR