Jakarta memang terasa dingin. Namun, sejumlah perairan di Indonesia justru memanas. Anomali suhu muka laut terjadi di Laut Jawa, Selat Karimata, dan Selat Makassar, sehingga memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Edvin Aldrian, mengatakan bahwa anomali ini semakin sering terjadi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
"Anomali suhu di Selat Makassar mencapai 1,5 derajat Celsius. Di Laut Jawa utara Jawa Tengah sebesar 1,2 derajat Celsius," kata Edvin saat dihubungi Senin (14/7). Edvin mengatakan, "Ini karena perubahan iklim."
Akibat dari anomali suhu muka laut tersebut, sejumlah wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi masih mengalami hujan. Di Jakarta misalnya, hujan mengguyur pada Jumat (11/7) dan Sabtu (12/7).
Hujan yang masih sering terjadi memicu kebingungan, apakah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Edvin mengatakan, situasi seperti saat ini bisa dikatakan seperti kemarau basah. Namun, bisa juga dikatakan, "kemarau yang terlambat".
Edvin mengungkapkan, "anonmali suhu muka laut bisa berlangsung lama, hingga satu bulan." Dengan demikian, hujan akibat adanya anomali suhu muka laut masih berpotensi hingga satu bulan ke depan.
Indonesia sebelumnya diprediksi terdampak El Nino skala kecil hingga moderat. Menurut Edvin, jika anomali berlangsung lebih lama, dampak El Nino yang memang diprediksi minim bisa tak terasa.
Selain anomali suhu muka laut, curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh siklon tropis Rammasun di samudera pasifik sebelah timur Filipina, tekanan rendah 1007 mb di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera dan shear di Sulawesi Barat dan Papua.
Menurut rilis BMKG, Senin (14/7), besok pagi hingga siang, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat berpotensi mengalami hujan ringan. Demikian pula wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Sementara itu, wilayah Sulawesi Barat bagian utara, Sulawesi Tengah, dan Papua berpotensi mengalami hujan lebat. Di perairan utara Aceh, samudera Hindia selatan Jawa, dan Laut Arafuru, gelombang laut diprediksi mencapai 3-4 meter.
Kontras dengan wilayah lain yang mengalami hujan, beberapa wilayah di Jawa Timur seperti Sarakan, Sukodono, dan Sumberejo serta sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur seperti Maumere sudah 60 hari tak menerima hujan. Wilayah itu berpotensi mengalami kekeringan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR