Menurut hasil studi, perubahan iklim mengubah perilaku hiu paus. Kabarnya makhluk terbesar di lautan dan di dunia ini berpindah ke kepulauan vulkanik di lepas pantai barat Eropa sebagai rumah barunya.
Hiu paus adalah titan; panjangnya mencapai 12,65 meter dan beratnya 21.500 kilogram. Ada lelucon mereka bisa menjadi lebih besar. Tidak seperti hiu putih, hiu paus adalah titan lembut. Mereka menggunakan deretan gigi kecilnya sebagai filter untuk menyaring makhluk kecil di dalam air untuk makanan, seperti kebiasaan paus-paus besar.
Pemimpin studi, Pedro Afonso, ahli ekologi kelautan dan perikanan di Universitas Azores, menjelaskan, hiu paus lebih memilih perairan tropis yang hangat bersuhu 79-86 derajat Fahrenheit (26,5-30 derajat Celcius). Namun, dalam beberapa tahun terakhir, titan-titan ini semakin sering terlihat di sekitar kepulauan Azores, yaitu sembilan pulau vulkanik di tengah Atlantik Utara (sebelah barat dari Portugal). Pulau-pulau ini terletak di sepanjang tepi utara yang lebih dingin dari air yang biasanya disukai hiu paus.
Untuk lebih memahami titan ini, para ilmuwan menganalisis data penampakan hiu paus yang dikumpulkan selama 16 tahun (1998-2013), dengan mengamati kapal-kapal pemancing tuna. Para nelayan di Azores mencari ikan tuna dengan cara mencari hiu paus, yang dikenal sebagai 'Pintados', bahasa Portugis "bintik-bintik" yang mengacu pada kulit berbintik hiu tersebut.
"Mereka tahu bahwa hiu paus hampir selalu membawa sekelompok tuna di bawahnya," kata Afonso.
Para peneliti menggunakan komputer untuk mencari tahu keberadaan hiu paus dari waktu ke waktu. Tentu saja terkait dengan faktor makanan, suhu permukaan laut dan fitur dasar laut. Setelah pertengahan tahun 2008 yang hangat, hiu paus menjadi pengunjung tetap kepulauan vulkanik tersebut setelah kemunculan mereka yang cukup sering di daerah tersebut.
Suhu permukaan laut juga membantu para ilmuwan memprediksi penampakan hiu paus. Misalnya, suhu air lebih tinggi di selatan Azores Pulau Santa Maria dikaitkan dengan penampakan lebih banyak para titan. Pengamat juga melihat titan-titan ini lebih sering berada di daerah dengan bukit-bukit bawah air dan pegunungan; fitur dasar laut ini bertepatan dengan sejumlah besar organisme fotosintetik yang memberi makan mangsa hiu paus.
Temuan-temuan ini adalah jendela ke apa yang mungkin terjadi sebagai perubahan iklim secara global, kata para ilmuwan. "Hewan laut besar seperti hiu paus dapat mengubah distribusi samudera mereka tergantung pada kondisi regional," kata Afonso. Penelitian di masa depan bisa menyelidiki mengapa hiu paus menetap di daerah ini selama musim panas. "Apakah hanya makanan di sekitar gunung laut, atau sesuatu yang lain - mungkin kehadiran hiu paus lain untuk kawin," Kata Afonso.
Afonso dan rekan-rekannya Niall McGinty dan Miguel Machete merinci temuan mereka secara online pada 16 Juli dalam jurnal PLoS ONE.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR