Nationalgeographic.co.id-Selain budaya dan alamnya, Tiongkok juga terkenal akan kuliner ekstremnya. Salah satunya adalah tongzi dan. Sekilas terlihat seperti telur rebus biasa. Namun jika Anda mendekat, akan tercium aroma amonia yang menyengat. Ya, pembuatan telur ini menggunakan urine.
Baskom dan ember penuh dengan urine anak laki-laki dikumpulkan dari toilet sebuah sekolah dasar di Dongyang, Tiongkok. Urine menjadi salah satu bahan utama dalam pembuatan "telur anak laki-laki perjaka" atau tong zi dan.
Bagi yang tidak terbiasa, makanan ini mungkin akan membuat Anda mengernyitkan dahi. Namun, tradisi lokal ini sudah dilakukan selama berabad-abad di Dongyang, Provinsi Zhejiang. Di sana, telur dimasak dan direndam dalam urine anak laki-laki yang berusia 10 tahun.
Tidak ada penjelasan mengenai mengapa harus menggunakan urine anak laki-laki. Namun telur ini cukup digandrungi oleh masyarakat setempat.
Proses pembuatan tong zi dan mirip dengan pembuatan telur rebus lainnya, seperti telur teh atau pindang. Alih-alih teh atau air, telur direndam dalam urine. Setelah matang, telur dikupas dan dimasukkan kembali ke dalam urine yang mendidih.
Telur kemudian direbus selama berjam-jam untuk menyerap rasanya. Penjual harus terus menuangkan urine ke dalam panci dan mengendalikan api agar telur tidak terlalu panas dan matang. Dibutuhkan waktu seharian penuh untuk membuat telur unik ini.
Apakah telur ini memiliki khasiat khusus? Selain rasanya, banyak orang yang membuktikan khasiat pengobatan dari tong zi dan. Konsumsi telur ini dipercaya dapat memperlancar peredaran darah, menurunkan suhu internal tubuh, dan menyegarkan tubuh.
Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Menemukan Rumus Matematika Universal Bentuk Telur
Meski cukup digandrungi, tidak sedikit juga yang merasa jijik dan tidak tahan akan aroma menyengatnya.
“Jika makan ini, Anda tidak akan terkena serangan panas dalam. Telur yang dimasak dengan air seni ini harum,” kata Ge Yaohua, 51, yang memiliki salah satu kios “telur perjaka” ini.
Ge telah menjual camilan yang populer karena rasanya yang segar dan asin ini selama lebih dari 20 tahun. Setiap telur dihargai 1,50 yuan.
“Dengan mengonsumsi telur ini, kita tidak akan merasakan sakit di pinggang, kaki, dan persendian. Selain itu, Anda akan memiliki lebih banyak energi saat bekerja,” kata Li Yangzhen, 59, yang membeli 20 butir telur dari Ge.
Tong zi dan tidak hanya dapat dibeli di warung pinggir jalan. Penduduk setempat juga ikut mengumpulkan urine anak laki-laki dari sekolah terdekat untuk membuatnya sendiri.
Baca Juga: Fosil Telur Kura-Kura Raksasa Ungkap Embrio Tukik di Dalamnya
Popularitas suguhan tersebut telah membuat pemerintah setempat memasukkan tong zi dan sebagai warisan budaya takbenda.
Selain proses pembuatannya, cara para pedagang mendapatkan urine menjadi cerita unik tersendiri. Mereka menempatkan ember di toilet-toilet sekolah dasar dan para siswa laki-laki harus membuang air kecil di sana. Ember kemudian dikumpulkan di penghujung hari dan digunakan untuk membuat makanan ektrem ini.
Untuk menjaga agar telur tetap “higienis”, anak laki-laki yang sedang sakit diminta untuk tidak menggunakan ember urine tersebut.
Meski banyak yang percaya akan khasiatnya, dokter di daerah tersebut tidak menganjurkan konsumsi apa pun yang dimasak dalam kotoran manusia. Pakar medis Tiongkok memberikan ulasan yang beragam tentang manfaat kesehatan dari praktik ini. Mereka memberikan peringatan tentang masalah sanitasi seputar penggunaan urine untuk memasak telur.
Baca Juga: Ovipraptor, Dinosaurus Penyayang yang Difitnah Sebagai Pencuri Telur
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR