Pengoptimalan minum air yang harus dilakukan di waktu berbuka puasa dan sahur tidaklah mudah bagi sebagian orang. Pasalnya, jumlah air yang tidak sama harus diminum dalam durasi waktu yang lebih singkat. Maka tak sedikit pula yang beranggapan bahwa cukup minum saat berpuasa sulit untuk dilakukan.
Menurut Health Managing Director AQUA Pradono Handojo, anggapan tersebut dapat ditepis dan dipermudah dengan pemahaman tepat serta penerapan pola sederhana untuk tetap mengonsumsi air putih delapan gelas setiap hari. Pola sederhana itu dikenal dengan nama pola AQUA 242.
"Minumlah dua gelas air putih saat berbuka, empat gelas saat makan malam hingga menjelang tidur, dan dua gelas saat sahur," ujarnya.
Pola tersebut diasosiasikan sebagai sistem tabungan asupan air jelang puasa esok harinya. Dengan pola itu, jumlah air putih yang masuk dapat diatur secara proporsional. Dalam pola itu memang ada anjuran minum air empat gelas di waktu malam menjelang tidur, tetapi bukan berarti empat gelas tersebut langsung diminum sekaligus.
"Empat gelas air itu bisa dibagi-bagi sebelum, saat, dan setelah makan malam hingga menjelang tidur," terang dia.
Konsumsi air juga bisa ditambah dari makanan-makanan dengan kandungan air yang tinggi seperti buah-buahan atau sayur dengan kuah. Dengan begitu, kebutuhan konsumsi air akan lebih mudah tercukupi.
Mudik tetap nyaman
Seperti kebanyakan orang, Utami pun memilih untuk tetap menjalani ibadah puasa meskipun sedang melakukan perjalanan mudik. Baginya, bila puasa tidak menjadi halangan saat melakukan aktivitas sehari-hari, maka mudik pun seharusnya begitu.
Hanya saja, supaya tetap sehat dan bugar saat tiba di kampung halaman, dalam perjalanan mudik pun pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak boleh diabaikan. Misalnya meskipun tengah di perjalanan, namun sahur dan berbuka harus dilakukan tepat waktu. Makanan yang dipilih pun harus bernilai gizi lengkap dan seimbang, mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Tentu saja, asupan air harus menjadi prioritas. Pola 242 pun sangat mungkin diterapkan selagi mudik. Supaya terukur, Pradono juga menyarankan untuk minum dengan menggunakan botol dengan skala ukur atau botol kemasan yang sudah ada informasi volumenya. Dengan begitu, orang akan lebih mudah mengetahui apakah jumlah air yang diminumnya sudah cukup atau belum.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR