Geng-geng para pencari telur saingan mulai menuju ke kepulauan itu. Dengan cepat mereka segera terlibat dalam perang wilayah seolah-olah mereka adalah raja obat bius modern yang memperebutkan kokain.
Pacific Egg Company, kelompok pertama yang mengklaim kepulauan tersebut, kemudian berkelahi dengan kelompok-kelompok lain, antara lain geng nelayan Italia. Selama dekade berikutnya, perkelahian demi perkelahian terjadi dengan lebih ganas.
Ada penusukan dan baku tembak ketika para pencari telur itu mencoba untuk mengklaim telur mereka. Pada tanggal 3 Juni 1863, dalam sebuah insiden yang sangat kejam, tiga kapal penuh pria mendekati kepulauan itu dengan bersenjata lengkap.
Baca Juga: Arkeolog Israel Tak Sengaja Memecahkan Temuan Telur Kuno 1.000 Tahun
Pacific Egg Company memperingatkan mereka untuk tidak mendarat, tetapi para kolektor telur saingan itu mengabaikan permintaan tersebut, memilih opsi pembunuhan brutal. Akhirnya timbullah korban tewas dari dua belah pihak, tapi Pacific Egg Company tetap berhasil mempertahankan wilayah mereka itu.
Pemerintah turun tangan ketika pengadilan mulai menangani terlalu banyak kasus kejahatan berbasis telur. Mereka kemudian menyerahkan monopoli kepulauan itu kepada Pacific Egg Company.
Sayangnya, ini tidak menyelesaikan masalah seperti yang mereka harapkan. Sebab, Pacific Egg Company memilih mengangkat senjata melawan para penjaga mercusuar yang juga menghuni kepulauan itu.
Pemerintah akhirnya melarang Pacific Egg Company mengumpulkan telur di kepulauan tersebut. Pada 23 Mei 1881, militer AS secara paksa memindahkan para pencari telur dari pulau-pulau tersebut, sehingga mengakhiri kekerasan yang terjadi demi memperebutkan telur-telur murre selama beberapa dekade.
Pemerintah membagikan lisensi atau izin pengambilan telur murre per wilayah di kepulauan tersebut kepada beberapa kelompok. Praktik pengambilan telur murre dari kepulauan tersebut terus belangsung hingga beberapa tahun kemudian.
Praktik pengambilan telur muure akhirnya ditinggalkan saat para pebisnis menilai bahwa mengambil telur ayam lewat peternakan dianggap jauh lebih menguntungkan dan minim risiko. Sebelum praktik itu ditinggalkan, sekitar 14 juta telur murre telah dikirim ke San Francisco antara 1849 dan 1896.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR