Temuan baru menemukan, Amerika sebagai negara liberal dan negara konservatif lainnya sama-sama kurang paham tentang kesehatan, efek samping, dan prosedur aborsi,
Hanya empat dari lima pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh 74 peserta survei, padahal terdapat 569 partisipan. Sebuah pertanyaan tentang apakah sebuah tindakan legal melakukan aborsi pada kandungan yang berusia tiga bulan pertama. Hasilnya, tujuh persen menjawab ‘salah’ dan sebelas persen menjawab ‘ragu-ragu’. Padahal peraturan di Amerika Serikat mengizinkan aborsi pada kandungan yang berusia di bawah tiga bulan.
Hanya ada satu partisipan mengetahui kebijakan tersebut, bahwa aborsi pada usia kandungan di bawah tiga bulan lebih kecil risikonya bagi calon ibu. Jika aborsi dilakukan pada usia kandungan lebih dari 12 minggu dikhawatirkan akan berpengaruh pada mental calon ibu.
Wanita yang melakukan aborsi pada usia kandungan di bawah tiga bulan juga berpotensi terkena kanker payudara dan kesulitan hamil
Kepala penelitian Danielle Besset dari University of Cincinnati mengatakan, “Hanya beberapa individu saja mengetahui informasi tentang aborsi.”
Penelitian juga menemukan bahwa hanya 37 persen dari responden tahu informasi bahwa wanita yang melakukan aborsi pada usia kandungan di bawah tiga bulan juga berpotensi terkena kanker payudara dan kesulitan hamil.
Responden berusia 18 hingga 44 tahun yang dipilih secara acak untuk menjawab pertanyaan, 53 persen diantaranya adalah pria. Dari survei itu dihasilkan 38 persen setuju, 27 persen ragu-ragu, dan 25 persen menolak tindakan aborsi.
Dari survei juga ditemukan dua puluh persen dari responden pernah melakukan aborsi, dan 65 persen lainnya mengetahui ada tindak ‘pengguguran’ di sekitarnya.
Hasil dari penelitian, ditemukan orang Amerika belum tahu informasi tentang keselamatan aborsi, dan tindakan hukumnya, ujar peneliti. Diperlukan tenaga untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang aborsi, tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR