Sepasang suami istri yang bertemu lagi dengan anak perempuan mereka 10 tahun setelah tsunami mengambilnya dari tangan mereka, mengklaim telah menemukan anak laki-laki keduanya, yang juga terseret bencana tersebut.
Jamaliah dan suaminya Septi Rangkuti menghadapi reuni emosional Senin (28/8) dengan seorang remaja yang mereka yakini adalah putra mereka yang hilang, mengumpulkan seluruh keluarga bersama untuk pertama kalinya dalam 10 tahun.
Arif Pratama Rangkuti, sekarang berusia 17 tahun, terbawa arus dengan adik perempuannya ketika tsunami Samudera Hindia pada 2004 menghantam Aceh, menewaskan lebih dari 170.000 orang dan puluhan ribu di negara lain.
Adik Arif Raudhatul Jannah bertemu kembali dengan orangtuanya Juni lalu setelah seorang kerabat mendapati seorang anak perempuan di sebuah desa di Aceh yang sangat mirip dengannya.
Pada Selasa, pasangan itu mengatakan putra mereka juga telah kembali, berkat liputan media yang besar atas reuni "keajaiban" dengan putri mereka.
"Benar, ia putra kami. Kami sekarang bersiap membawanya pulang ke rumah," ujar Septi, menjelaskan bahwa putranya telah hidup selama bertahun-tahun sebagai anak jalanan di Sumatera Barat.
Jamaliah, berbicara di kota Payakumbuh, menangis saat ia memeluk remaja pria itu, yang tampak pemalu dan kewalahan.
"Saya berdoa setiap malam, karena di dalam hati saya, saya yakin anak saya masih hidup," ujarnya pada wartawan.
"Suami saya selalu gelisah di rumah karenanya. Ia mengatakan putra kita masih hidup."
Keluarga itu bertemu kembali di rumah sepasang suami istri yang menemukan remaja pria itu suatu malam tidur di warnet milik mereka di Payakumbuh.
Remaja itu telah hidup sebagai tunawisma selama bertahun-tahun, tidur di pasar dan toko yang terbengkalai.
Lana Bestari and Windu Fajri membiarkan anak itu tidur di warnet mereka selama beberapa bulan, memberinya makan dan pakaian saat berkunjung.
Bestari mengontak keluarga itu setelah ia melihat foto Arif sebagai anak-anak di televisi.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR