Nationalgeographi.co.id-Kita sering berpikir bahwa kita melihat hanya dengan mata kita. Tentu, mata kita membantu kita memahami hal-hal di depan kita, tetapi otak kitalah yang membantu kita memahami apa yang diamati oleh mata kita.
Otak membantu kita memahami informasi tentang ukuran objek, kedalaman, jarak, dan banyak faktor lainnya. Dengan kata lain, ini membantu kita "menafsirkan" apa yang dilihat mata.
Sejak bayi pertama kali membuka matanya dan mulai melihat dunia, sistem visualnya menerima informasi tentang sekelilingnya. Itu mulai mempelajari beberapa aturan, yang membantu dalam memahami informasi visual. Misalnya, kita tahu bahwa benda terlihat lebih kecil saat jauh dan lebih besar saat di dekat kita. Kita mungkin tidak memikirkan aturan ini secara sadar, tetapi kita menggunakannya untuk memahami apa yang kita lihat di dunia sekitar kita.
Ada biaya untuk menggunakan aturan seperti itu atau asumsi umum tentang dunia seperti yang kita lihat. Ilusi optik adalah buktinya.
Baca Juga: Ilusi Optik: Mengapa Bulan di Dekat Ufuk Terlihat Lebih Besar?
Apa itu ilusi optik dan bagaimana cara kerjanya?
Ilusi optik hanyalah kesalahan pemahaman oleh otak tentang apa yang dilihat mata kita, yaitu, otak menerapkan asumsi yang biasa dipelajari dari pengalaman tentang dunia, dan dalam beberapa kasus, hal itu dapat menyebabkan kita membuat kesalahan dalam cara kita melihat sesuatu secara visual. Sebuah objek bisa tampak lebih besar, lebih kecil, lebih panjang, lebih pendek, lebih gelap, atau lebih terang karena kesalahan persepsi oleh otak kita.
Sebagai contoh, perhatikan ilusi Müller-Lyer yang terkenal tentang dua garis horizontal yang ditampilkan berdampingan—satu dengan panah mengarah ke dalam, dan satu dengan panah ke luar.
Meskipun kedua garis memiliki panjang yang sama, kita menganggap garis-garis tersebut tidak sama panjangnya. Ada beberapa ilusi geometris yang dipelajari dengan baik, seperti ilusi Ponzo dan segitiga Kanizsa, yang masing-masing berhubungan dengan jenis kesalahan berbeda yang dibuat oleh otak.
Mirip dengan ilusi Müller-Lyer, ilusi Ponzo menyebabkan kesalahan dalam persepsi panjang garis. Segitiga Kanizsa adalah contoh ilusi yang disebabkan oleh "pengisian" oleh otak, di mana otak mengisi informasi yang tidak ada. Segitiga yang tidak ada dalam gambar terlihat di latar belakang!
Ilusi optik terjadi karena otak menggunakan konteks untuk memahami informasi visual yang datang dari mata, tetapi isyarat kontekstual terkadang bisa menyesatkan. Menariknya, penelitian telah membuktikan bahwa mengetahui realitas ilusi optik tidak akan menghentikan Anda untuk melihatnya, memberi tahu kita bahwa mekanisme otak ini otomatis dan tidak dapat diatur oleh kesadaran.
Sebuah pertanyaan alami yang akan muncul di benak siapa pun adalah apakah kesalahan seperti itu unik untuk otak manusia atau apakah semua organisme membuat kesalahan serupa dalam menilai objek yang mereka lihat?
Baca Juga: Sains Terbaru: Ukuran Pupil Bisa Jadi Menunjukkan Kecerdasan Kita
Persepsi ilusi pada hewan
Jika hewan juga menggunakan aturan yang mirip dengan kita untuk menafsirkan dunia di sekitar mereka, maka mereka juga akan dapat merasakan ilusi optik. Sebuah tinjauan studi tentang hewan yang merasakan ilusi visual melaporkan bahwa mayoritas hewan memang merasakan ilusi optik yang mirip dengan manusia!
Dalam studi ini, mereka melatih hewan pada ilusi optik terkenal, seperti ilusi Müller-Lyer. Hewan-hewan dilatih untuk merespons jika garis-garis tersebut memiliki panjang yang sama atau berbeda atau mengklasifikasikan garis sebagai panjang atau pendek dengan tindakan yang berbeda dalam studi yang berbeda.
Sementara burung seperti merpati, dilatih untuk merespons melalui penekanan tombol, burung beo dilatih untuk merespons melalui respons vokal. Dalam percobaan dengan monyet, mereka diajari untuk merespons menggunakan layar sentuh. Ikan dilatih untuk bergerak menuju kompartemen tertentu untuk merekam pilihan mereka. Dalam semua penelitian ini, hewan terlihat menganggap garis dengan panah ke dalam lebih pendek, sama seperti manusia.
Singkatnya, sebagian besar ilusi geometris tampaknya universal dalam efeknya di berbagai jenis burung, ikan, lumba-lumba, dan kera. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar hewan dan manusia memproses informasi visual dengan cara yang sama menggunakan otak mereka.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | Science ABC |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR