Ilmuwan UCLA menemukan fakta anak yang selama lima hari tidak menggunakan smartphone, televisi atau perangkat digital lainnya dapat membaca emosi orang lain lebih baik. Berbeda dengan anak yang selama berjam-jam tiap hari melihat alat elektronik.
Patricia Greenfield, profesor psikologi di UCLA Collage mengatakan, “Banyak orang melihat manfaat media digital dalam pendidikan. Namun perkembangan media digital akan menurunkan sensitivitas emosional anak.”
Kumpulan psikolog melakukan penelitian pada 51 anak yang tinggal bersama dalam kamp selama lima hari di Pali Institute. Selama di Kamp, anak-anak tidak dapat menggunakan perangkat elektronik.
Pada awal dan akhir penelitian, mereka dievaluasi untuk mengenali ekspresi wajah pada foto dan video. Peneliti mendapatkan hasil terjadi banyak kesalahan pengidentifikasian emosi dalam foto dan video. Ketika menganalisa foto misalnya, anak-anak dalam kamp semula kesalahan menebak emosi sebesar 14,02 persen turun menjadi 9,41 persen.
“Jika Anda tidak berlatih komunikasi tatap muka, Anda akan kehilangan keterampilan sosial yang penting,” ujar pemimpin penelitian Yalda Uhls dari UCLA’s Children’s Digital Media Center (CDMC), Los Angeles.
Greenfield direktur CDMC menganggap orang lebih banyak interaksi tatap muka. Penggunaan media digital sebagai sarana interaksi sosial akan menghambat keterampilan sosial dan membaca isyarat nonverbal.
“Interaksi sosial diperlukan untuk mengembangkan keterampilan dalam memahami emosi orang lain,” papar Greenfield.
Uhls mengatakan bahwa emoticon adalah pengganti yang buruk untuk ungkapan komunikasi. “Manusia adalah makhluk sosial yang perlu waktu untuk bebas dari perangkat digital,” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR