Pada 1958 arkeolog mulai menggali sisa zaman perunggu di barat daya Iran yang disebut Hasanlu. Hasilnya begitu mengejutkan ketika diangkat ke permukaan. Mangkuk emas ditemukan dalam keadaan telah hancur dan menyimpan kisah mengerikan. Apakah kisah di balik hancurnya mangkuk itu?
Temuan mangkuk berusia 3.000 tahun ini telah melewati banyak peristiwa. Tahun depan temuan fantastis ini akan menghiasi majalah Life penuh warna, semua akan dibahas tuntas.
Sebenarnya, kisah dibaliknya sungguh tragis. Mengapa? Bersamaan mangkuk itu ditemukan pula tentara yang tewas terkubur di bawah reruntuhan dan dalam keadaan terbakar. Peristiwa itu terjadi 800 tahun SM. Banyak perdebatan mengiringi benar tidaknya ketiga tentara tewas karena bertahan dari serangan musuh atau justru karena menjarah harta karun. Pandangan baru mengungkapkan tentara ini bukanlah bagian dari kalangan pahlawan.
Hasanlu, mungkin juga dikenal sebagai Pompeiinya kebudayaan Timur. Dikenal pula sebagai lapisan terbakar. Ingatkah kisah Pompeii? Zaman Romawi kuno, Kota Pompeii hancur berkeping-keping bahkan musnah karena letusan gunung Vesuvius tahun 79 Masehi. Menyisakan reruntuhan bangunan dan korban yang tewas seketika tersapu awan panas juga lahar.
Menurut Michael Danti, seorang arkeolog dari Boston University mengatakan mungkin ini pula yang terjadi pada Hasanlu. Telah ditemukan lebih dari 200 tubuh manusia yang ‘terawetkan’ dalam abu dan puing.
!break!
Lapisan baru
Dahulu tepatnya 8.000 tahun lalu, Hasanlu terletak di tepian Danau Urmia. Kemudian abad sembilan hingga sepuluh, Hasanlu menjadi pusat kota yang ramai.
Terdapat bangunan rumah, kandang kuda, gudang senjata militer hingga tempat peribadatan. Menggunakan batu bata terbuat dari lumpur menyerupai bangunan di barat daya Amerika. Bedanya atap, lantai dan beberapa bagian bangunan menggunakan kaya juga anyaman. “Semuanya hanya menjadi serpihan ketika terbakar,” papar Danti.
Rincian kehiduap Hasanlu masih misteri. Hingga saat ini arkeolog masih mempertanyakan kebudayan dan bahasa orang yang tinggal di sana.
“Dokumen tentang mereka [Hasanlu] memang banyak, tapi tidak ada satu pun asli tulisan orang dari Hasanlu,” ujarnya.
Tanda-tanda terbakar di Hasanlu menujukkan adanya serangan mendadak sehingga benteng hancur. Hasil penggalian arkelog dari tahun 1950an hingga 1970an menemukan hal tak biasa. Penduduk kota ditemukan terpenggal dan bagian tubuh tak utuh. Bahkan Danti menemukan mayat terpotong menjadi dua bagian.
Kebanyakan korban yang ditemukan adalah perempuan dan anak-anak. Di atas ‘lapisan’ kuburan masal, ekskavator menemukan sisa orang tewas lebih tragis. Tubuh mereka lebih hancur di banding tubuh pada lapisan bawahnya. Disinyalir, merekalah orang pertama yang menghadapi serangan.
“Ini adalah perang yang dirancang membuat orang takut dan menjadi tunduk,” kata Danti.
Danti telah menerbitkan sebuah studi tentang Hasanlu di jurnal Antiquity. Ia menduga bahwa tentara berasal dari kerajaan Urartu yang berkembang pada zaman modern Turki. Teks sejarah menunjukkan kerajaan itu terus meluas hingga daerah Hasanlu dan meninggalkan benteng di atas runtuhan Hasanlu.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR