Tiga puluh tahun silam, seniman pop Andy Warhol mengumpulkan 300.000 benda sehari-hari miliknya ke dalam kotak-kotak kardus tertutup rapat.
Kini, kotak-kotak kardus yang tersisa akan dibuka untuk pertama kalinya. Lalu apa yang bisa diceritakan oleh benda-benda itu tentang pria yang mengubah kaleng sup Campbell\'s menjadi karya seni?
The Warhol, bangunan tujuh lantai yang didedikasikan untuk seniman kelahiran Pittsburgh itu, penuh dengan pecinta seni yang masing-masing membayar US$10 untuk bisa melihat isi kardus bertajuk Time Capsules itu.
Kapsul waktu Andy Warhol mulai dikumpulkan selama 13 tahun terakhir hidupnya, menurut kuratori, berisi ribuan benda, artefak atau karya seni.
Benda-benda itu berupa brosur galeri, surat sampah, surat penggemar, kartu undangan galeri, surat yang belum dibuka, piringan hitam gratis, ribuan perangko yang diambil sang seniman dari amplop surat, permen dan kaleng sup Campbell\'s yang belum dibuka.
"Ada unsur surealis tentang Warhol. Barang-barang unik yang berbeda ini disatukan dan membuat penasaran bagi siapa saja yang melihatnya," kata sejarawan seni Inggris Tim Marlow.
Pada tahun 1950-an Warhol mencari nafkah sebagai seorang seniman grafis komersial. Ini menjadi salah satu alasan mengapa dia begitu tertarik dengan sejumlah gambar dan barang yang diproduksi secara massal.
Sejarah mencatat, kaleng-kaleng sup bergambar Elvis dan Marilyns adalah merek dagang Pop-Art miliknya.
Apa arti dari sejumlah barang yang banyak itu?
Begitu banyak kartu-kartu ucapan, kartu nama, asbak dari sebuah restoran modis, sebuah foto Elvis Presley, kertas kado Natal dan pitanya, hingga sebuah tanda "Dilarang Mengganggu" dari Hotel Beverly Wilshire.
Namun Warhol, selama ini memilih sejumlah benda-benda itu dengan hati-hati, memberikan waktu sekitar 15 menit agar menjadi terkenal.
Seseorang berpikir bahwa benda-benda itu memiliki nilai yang tinggi, dan dia membayar sekitar US$30.000 untuk dapat membuka Time Capsules.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR