Infused water kini menjadi tren. Minuman yang satu ini menjadi alternatif penawar dahaga dengan gaya baru. Berbeda dengan jus buah atau sayuran, fruit infused water dibuat dengan memasukkan potongan-potongan buah ke dalam air mineral, kemudian didiamkan di dalam lemari pendingin semalaman agar terlarut, untuk dikonsumsi keesokan harinya.
Minuman ini digemari karena rasanya. Potongan buah jeruk, stroberi, dan daun mint misalnya, menjadi paduan yang unik dikala kita diserang dahaga di siang yang terik. Beberapa rekan menggemari minuman jenis ini karena secara tak sadar mereka menambah asupan air berkali-kali lipat setiap hari berkat sensasinya yang menyegarkan.
Namun, potongan buah utuh yang disertai kulitnya tersebut bisa menjadi racun bagi tubuh jika kita tak berhati-hati.“Kalau potongan yang dimasukkan ke dalam air itu buah-buahan yang bukan organik, pestisida yang melekat di kulit buah akan larut di dalam air. Justru itu yang kita minum,” papar Ahmad Sulaeman, Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi, IPB.
Menurutnya, beberapa jenis pestisida ada yang hanya melekat di permukaan, dan ada yang sistemik. “Kalau sistemik, artinya pestisida masuk ke dalam kulit,” ungkapnya. Jadi zat kimia ini tak akan hilang begitu saja saat dicuci. Oleh karena itu ia menyarankan agar buah yang dipakai untuk membuat minuman infused water adalah buah-buahan organik. “Saya juga suka bikin kalau ada buah bagus,” ujarnya sambil memaparkan bahwa tujuannya membuat minuman ini karena ingin minum air segar dengan sensasi rasa tertentu, berbeda dengan jus.
Bagaimana ia yakin buah yang ia masukkan ke air mineral adalah benar-benar organik? Ahmad memetik sendiri buah-buahan dari kebun kecilnya yang terletak di bagian atas rumah yang antara lain ditumbuhi oleh jambu kristal, buah tin, wortel, edamame, korabi, sweet basil, tomat, pegagan, dan tanaman lainnya. Ternyata, jika kita mau, buah organik yang selama ini kadang dianggap mahal, bisa hanya berjarak beberapa langkah dari pintu rumah kita sendiri.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR