Korban tewas akibat meletusnya Gunung Ontake di Jepang hingga Rabu (1/10) mencapai 48 orang ketika tim penyelamat menemukan 12 jasad di wilayah yang selama ini belum disisir tak jauh dari puncak gunung yang diselimuti abu.
Jumlah korban tewas ini membuat letusan Gunung Ontake, yang saat erupsi terjadi akhir pekan lalu sedang disesaki para pendaki gunung, menjadi bencana letusan gunung terburuk di Jepang selama hampir 90 tahun terakhir.
Hingga Minggu (28/9), sebanyak 36 korban tewas telah ditemukan. Namun, banyak korban lain diperkirakan masih berada di atas gunung ketika bahaya gas beracun dan ancaman letusan membuat tim pencari terpaksa menunda pencarian.
Kabar buruk soal kemungkinan meningkatnya jumlah korban tewas muncul setelah media massa melaporkan sekitar 20 orang dinyatakan masih hilang, sementara kawasan di sekitar gunung masih diliputi uap dan gas.
Sebanyak 1.000 personel tentara, polisi dan pasukan pemadam kebakaran menyisir gunung itu dan berhasil membawa turun 14 jasad yang ditemukan beberapa hari sebelumnya.
Seorang pejabat badan penanggulangan bencana prefektur Nagano mengatakan sejumlah helikopter terbang membawa jasad korban dari puncak gunung.
"Kami yakin masih banyak orang yang hilang namuna kami belum tahu pasti jumlah mereka," kata pejabat itu.
Warga Jepang sangat menggemari kegiatan mendaki gunung, dengan jalur-jalur pendakian yang dibangun otorita pariwisata Jepang. Seharusnya setiap pendaki mencatatkan namanya saat akan memulai pendakian dan mencatat lagi namanya saat mengakhiri pendakian.
Namun, sebuah asosiasi wisata lokal mengatakan kepada harian Asahi Shimbun hanya 10-20 persen pendaki gunung yang mencatatkan namanya saat akan mendaki terutama di masa-masa puncak pendakian.
Beberapa laporan menyebut sebanyak 327 orang pendaki tercatat tengah berada di Gunung Ontake saat meletus pada Sabtu (27/9).
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR