Oksitosin, zat kimia yang diproduksi oleh otak diketahui sebagai hormon cinta yang berperan dalam memperkuat hubungan romantis. Namun, bukan hanya berpengaruh terhadap hubungan romantis, hormon ini juga memengaruhi keadaan fisik dan mental seseorang. Berikut adalah tujuh fakta tentang hormon cinta oksitosin.
1. Selalu tersedia
Oksitosin adalah hormon yang selalu tersedia dan siap digunakan kapan pun. Sebuah pelukan, ciuman, atau kontak fisik sederhana yang berkaitan dengan cinta mengakibatkan otak mengeluarkan oksitosin, yang membuat tingkat kepercayaan semakin meningkat-sebagai efek jangka panjangnya.
2. Menguatkan ikatan
Oksitosin berperan penting dalam pembentukan ikatan pada pasangan. Hormon ini membantu pasangan menguatkan keintiman dan kepercayaan, serta membuat hubungan antar manusia menjadi semakin kuat. Selain itu, hormon oksitosin juga meningkatkan gairah seks dan ketertarikan yang semakin kuat pada pasangan.
3. Memperkuat ikatan ibu dan anak
Bukan hanya berkaitan dengan asmara, hormon oksitosin juga berkaitan dengan ikatan antara ibu dan anak. Hormon ini penting dalam penguatan ikatan antara ibu dan anak saat melahirkan. Untuk alasan ini, terkadang, suntikan hormon oksitosin diberikan untuk mempermudah proses persalinan.
Seorang ibu yang menyentuh dan menggendong bayinya setelah lahir secara tak langsung telah membentuk keintiman dan kepercayaan, serta ikatan kuat dengan bayinya. Selain itu, oksitosin juga diberikan ibu kepada bayinya melalui ASI saat menyusui.
4. Mengatasi rasa takut
Oksitosin membantu melepaskan rasa takut dan kecemasan. Ini adalah fakta tentang hormon cinta oksitosin. Diketahui, hormon ini mampu meningkatkan perasaan optimis, percaya diri, dan kepercayaan. Sebuah studi bahkan mengungkap, oksitosin mampu membantu orang introvert untuk lebih terbuka dan berkomunikasi secara lebih nyaman dan mudah dengan orang lain.
5. Meredakan rasa sakit
Oksitosin memiliki zat anti peradangan yang bisa membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka. Penelitian menunjukkan, oksitosin mampu meredakan kram, sakit otot, sakit kepala, dan migrain.
6. Mencegah depresi
Rendahnya tingkat oksitosin telah lama diketahui menjadi penyebab depresi dan kecemasan. Kekurangan hormon ini bisa memicu depresi pada remaja dan orang dewasa. Karenanya, produksi hormon oksitosin yang tinggi, baik melalui keintiman fisik dengan bayi atau anak-anak bisa menurunkan risiko gangguan perilaku dan depresi di masa yang akan datang.
7. Meredakan stres dan meningkatkan pencernaan
Bagian lain dalam fakta tentang hormon cinta oksitosin adalah kemampuannya dalam meredakan stres. Pada akhirnya, produksi hormon ini mengurangi produksi kortisol dan mengurangi tekanan darah. Selain itu, ada reseptor hormon oksitosin dalam sistem pencernaan kita. Dalam prosesnya, hormon ini mampu mengontrol pergerakan usus, meningkatkan kemampuan pencernaan, dan menurunkan peradangan dalam usus.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR