iPad, iPhone, iPod, dan komputer Mac adalah produk-produk fenomenal yang membesarkan nama Apple menjadi raksasa teknologi dunia. Kunci suksesnya terletak pada desain premium, fungsi yang sesuai kebutuhan, serta jadwal peluncuran produk yang tepat waktu.
Namun, di sisi lain kisah sukses Apple tersebut, ada pula sejumlah produk gagal yang mereka hasilkan (dilihat dari sisi komersial). Untung saja, jejeran produk ini tidak lantas menurunkan pamor Apple sebagai merek bergengsi di kalangan konsumen. Inilah delapan produk di antaranya yang kami kumpulkan dari berbagai sumber.
Apple III
Apple III adalah komputer pertama dari Apple yang tidak dirancang oleh Steve Wozniak, mitra kerja Steve Jobs saat mendirikan Apple. Diluncurkan pada tahun 1980 dan diproyeksikan sebagai penerus kesuksesan Apple II, komputer ini malah mencatat hasil yang terbalik 180 derajat.
Apple III tampil dalam wujud yang gemuk, motherboard yang cepat panas, dan sistem operasi yang sering crash. Walhasil, komputer ini dianggap sebagai produk gagal pertama Apple.
Apple sempat berusaha memperbaiki masalah ini dengan memunculkan model Apple III Plus satu tahun kemudian dan Apple IIc (Apple II versi compact) pada tahun 1984. Tapi, upaya ini pun tidak kunjung mencapai keberhasilan.
Lisa
Apple menelurkan PC pertama dengan antarmuka nonteks pada tahun 1983, datang dengan GUI (Graphic User Interface) dan sebuah mouse untuk mengoperasikannya. Diberi nama Lisa (seperti nama anak pertama Steve Jobs), PC ini dipandang sebagai produk yang inovatif dan mengusung teknologi canggih seperti multitasking dan memory protection.
Namun, dengan harga awal US$10 ribu, Lisa terlalu mahal untuk dimiliki banyak orang. Lisa hanya terjual 10 ribu unit, membuat Apple harus menelan kerugian besar. Pasalnya, ongkos produksi Lisa menghabiskan US$150 juta. Penerusnya, Lisa 2, dijual di tahun 1984 dengan harga US$5.000 dan tetap gagal di pasaran.
Hingga di tahun 1986, Apple akhirnya memberikan penawaran bagi pemilik Lisa untuk melakukan trade-in dengan komputer Macintosh dengan harga US$1.500 saja.
20th Anniversary Mac
Apple merayakan ulang tahun keduapuluh pada tahun 1997 dengan merilis 20th Anniversary Mac (TAM). PC all-in-one ini hadir dengan monitor LCD 12 inci (berbeda dengan kebanyakan PC di pasaran yang masih mengandalkan monitor CRT), drive CD di bagian depan, speaker stereo terintegrasi, dan subwoofer Bose, serta dilengkapi keyboard dan trackpad.
Karena berstatus sebagai “kado” ulang tahun istimewa, TAM dibanderol senilai US$7.500 oleh Apple. Akibatnya, PC ini tidak sukses secara komersial. Kendati diproduksi dalam jumlah terbatas (12 ribu unit), hanya sedikit yang terjual. Bahkan, Apple sampai harus mengkortingnya menjadi US$2.000 saja.
Power Mac G4 Cube
Apple mulai mencoba bereksperimen dengan form factor dengan memperkenalkan Power Mac G4 Cube pada tahun 2000. Tidak seperti PC pada umumnya, G4 Cube berbentuk kubus dengan casing minimalis dari kaca berukuran 8 x 8 x 10 inci. Desain unik ini membuat Apple dianugerahi sejumlah penghargaan. Tapi, pengakuan dari sisi desain tak diimbangi dengan kesuksesan penjualan.
Apple memosisikan Power Mac G4 Cube untuk ceruk pasar di antara pengguna iMac dan Power Mac. Tapi, PC ini dipasarkan mulai harga US$1.800 yang malah lebih mahal daripada Power Mac G4 versi standar. Selain itu, casing kaca yang membungkus PC ini ternyata mudah retak. Penjualan yang seret memaksa Apple memensiunkan G4 Cube dalam waktu satu tahun setelahnya.
iMac USB Mouse
iMac pertama kali dipasarkan pada tahun 1998. PC all-in-one ini langsung menarik perhatian karena casing plastik yang semitransparan dengan warna-warni menarik. Setiap pembeli iMac akan memperoleh monitor CRT 14 inci serta keyboard dan mouse dengan koneksi USB.
Dari segi komersial, iMac tergolong sukses besar. Namun, iMac generasi pertama menyisakan rasa pahit bagi Steve Jobs karena mouse rancangannya menuai reaksi negatif. Berbentuk bulat seperti bola hoki es (hockey puck), mouse ini pernah disebut Jobs sebagai “mouse terhebat yang pernah ada”. Tapi, dimensinya yang kecil dan hanya memiliki satu clicker, membuat mouse ini sulit digunakan, terutama bagi pengguna dengan tangan besar. Mouse ini cuma bertahan selama dua tahun, kemudian digantikan dengan Apple Pro Mouse berbentuk oval yang menjadi cikal-bakal mouse khas Apple saat ini.
MessagePad
Jauh sebelum era iPhone dan iPad, Apple pernah memiliki perangkat cerdas bernama MessagePad. Dirilis pada tahun 1993, MessagePad berjalan di atas Newton OS, platform yang bisa mengirim e-mail dan faksimile serta dibekali aplikasi kalender dan organizer. Tapi, feature unggulannya adalah pengenalan tulisan tangan (handwriting recognition) lewat perantara stylus.
Sayang sekali, feature unggulan ini justru menjadi titik lemah dari MessagePad. Banyak tulisan tangan pengguna yang gagal dibaca dengan baik. Feature ini bahkan menjadi olok-olok dalam salah satu episode serial animasi “The Simpsons”. Di samping itu, daya tahan baterainya lemah dan tampilan di layar sulit dibaca. Meski sempat diperbaiki dalam beberapa model penerusnya, produksi MessagePad akhirnya dihentikan pada tahun 1997.
Pippin
Di tahun 1995, ternyata Apple pernah mencoba terjun ke industri gaming. Melalui kerja sama dengan Bandai, Apple membuat konsol Pippin dan memasarkannya seharga US$600. Harga yang terlalu mahal untuk konsol dengan mesin bertenaga Macintosh PowerPC 603 66MHz.
Mesin ini tidak mampu menjalankan game dengan grafis tinggi, seperti yang telah dilakukan para kompetitor–Sega, Nintendo, dan Sony–dengan harga yang lebih murah. Pippin juga memiliki keterbatasan jumlah judul game (saat peluncuran perdana, hanya ada kurang dari 20 judul). Sampai Pippin diskontinu pada tahun 1997, produk ini cuma terjual sekitar 40 ribu unit.
iPod Hi-Fi
Apple bermitra dengan Bose untuk menghadirkan satu set speaker stereo khusus untuk iPod dengan nama iPod Hi-Fi di tahun 2006. Peranti ini sebetulnya mengeluarkan audio yang bagus dan mendapat pujian dari beberapa reviewer. Tapi, lagi-lagi faktor harga menjadi penghambat utama. Apple membanderol iPod Hi-Fi seharga US$350. Untuk segmen pengguna iPod, harga ini terlalu tinggi dan fisik speaker-nya pun terlampau besar. Sementara itu, segmen audiophile tidak akan puas dengan kualitas audio sekelas iPod. Akhirnya, iPod Hi-Fi menemui ajal hanya delapan belas tahun setelah diluncurkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR