Nationalgeographic.co.id - Sudut-sudut gelap sejarah dipenuhi dengan teknik penyiksaan mengerikan. Salah satu bentuk penyiksaan sadis yang paling kompleks adalah pada zaman Yunani kuno, yaitu Brazen Bull.
Phalaris (570-549 SM) adalah tiran paling terkenal di kota Agrigentum. Ia juga dikenal sebagai seorang tiran sadis yang tidak berperasaan yang terkenal karena kekejamannya yang tidak bijaksana, dugaan kekejamannya termasuk "melahap" bayi.
Suatu hari, Perillos dari Athena memberi tahu Phalaris tentang penemuan terbarunya. Ya, penemuan tersebut adalah sebuah alat penyiksaan dan eksekusi yang akan membuat musuh-musuhnya ketakutan yang diberi nama The Brazen Bull.
Dikutip The Vintage News, Brazen Bull adalah perangkat dengan konsep sederhana tetapi eksekusi yang benar-benar kejam. Terbuat dari perunggu, bentuk dan ukurannya sama dengan banteng asli, dan memiliki ruang kosong di tubuhnya.
Baca Juga: Hamadriad, Kepercayaan pada Penunggu Pohon dalam Mitologi Yunani
Setelah seseorang yang akan dieksekusi itu dikunci di Brazen Bull, kemudian sebuah lubang api diletakkan di bawahnya, memanaskan perut binatang itu sampai korban di dalamnya terpanggang hingga mati. Hal ini tertulis dalam karya Lucian, Vol. II: Phalaris: I yaitu:
“Seorang sebangsa saya sendiri, satu Perilaus [pernyataan lain dari Perillos], seorang seniman yang mengagumkan, tetapi seorang yang berwatak jahat, sejauh ini salah mengira karakter dengan berpikir bahwa dia dapat menghargai saya dengan penemuan bentuk baru dari menyiksa; cinta siksaan, pikirnya, adalah hasratku yang berkuasa…,”
“Dia membuka bagian belakang hewan itu, dan melanjutkan: Ketika kamu ingin menghukum siapa pun, tutup dia di wadah ini, tempelkan pipa-pipa ini ke lubang hidung banteng, dan perintahkan untuk menyalakan api di bawahnya. Penghuninya akan menjerit dan mengaum kesakitan tak henti-hentinya, dan tangisannya akan datang kepadamu melalui pipa sebagai teriakan yang paling lembut, paling menyedihkan, paling merdu. Korban akan dihukum, dan Anda akan menikmati musiknya.”
Source | : | The Vintage News |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR