Tradisi baik mulai berkembang luas dalam penanganan sampah. Sebagian warga, dengan kesadaran sendiri, memunguti sampah yang berserakan selama acara Syukuran Rakyat seusai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI.
Walau begitu, sampah yang tersisa selama acara itu masih saja tidak terkendali. Sepanjang acara pesta rakyat, tidak terhitung jumlah relawan yang diam-diam bergerak membersihkan sampah.
Mereka bergerak atas nama pribadi, kelompok, dan komunitas pencinta kebersihan. Di antara elemen ada yang berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Falun Dafa.
Sebanyak 60 orang bergerak dengan kantong plastik, capit, dan sarung tangan. Mereka memunguti sampah yang berserakan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman sampai Monumen Nasional.
"Kami sengaja turun ke jalan karena ingin bersama-sama merayakan pesta pelantikan sekaligus memastikan Jakarta tetap bersih," kata Agus (50), salah satu relawan.
Tidak hanya itu, relawan juga datang dari pegawai swasta, seperti Vania (28). Bersama teman-temannya dia berpartisipasi melakukan \'operasi semut\' di sekitar Bundaran Hotel Indonesia. Mereka memunguti sampah yang berserakan di sekitar panggung tempat musisi Slank tampil. Dalam waktu dua jam, Vania mengumpulkan sampah bekas makanan dan minuman satu kantong besar.
"Setiap orang bisa ikut ambil bagian dalam revolusi mental melalui cara yang sederhana, salah satunya menjaga kebersihan," ujar Vania. Tidak hanya memungut sampah, Vania dan teman-temannya juga menegur warga yang membuang sampah sembarangan. Akhirnya, banyak yang ikut membantu memungut sampah setelah melihat aksi mereka.
Hal serupa dilakukan ibu rumah tangga di Jakarta bernama Nana (30). Dia memungut sampah bersama rekan-rekannya, Kiki (29) dan Doni (35), keduanya karyawan swasta di Jakarta. Mereka bertemu di Jalan Thamrin setelah bersepakat janjian lewat media sosial. Ketiga orang itu menyelinap di balik kendaraan, lalu lalang orang, dan sarana umum.
Setelah sampah terkumpul, mereka menyerahkan kepada pengepul sampah terdekat. Sayangnya, sampah terlalu banyak. Sebagian tidak dapat dipungut ke kantong plastik yang disiapkan.
"Setiap orang bisa ikut ambil bagian dalam revolusi mental melalui cara sederhana: menjaga kebersihan"
Tidak hanya warga Jakarta, relawan pemungut sampah juga datang dari Bandung. Bintang (26), mahasiswi S-2 Institut Teknologi Bandung, datang ke Jakarta bersama lima temannya yang tergabung dalam Bandung Clean Action.
Mereka memunguti sampah di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Menurut Bintang, tidak semua anggota komunitas merupakan pendukung Jokowi-JK. "Kami bersatu untuk kebersihan lingkungan," katanya.
Di sisi lain, tidak sedikit warga yang sadar membawa kantong plastik untuk tempat sampahnya sendiri.
Produksi sampah Sampah yang tersisa dari pesta rakyat di sepanjang Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin hingga Monumen Nasional, Senin (20/10), diprediksi mencapai 800-1.000 ton.
Meskipun terus diimbau menjaga kebersihan, masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan, terutama di Taman Monas, yang terlihat sangat kotor.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas mengatakan, jumlah sampah yang dihasilkan dari pesta rakyat ini lebih kurang sama dengan saat diselenggarakan Jakarta Night Festival saat pergantian tahun. "Secara umum, kami melakukan tiga kali penyapuan, yaitu tadi pagi sebelum pukul 05.00, siang pukul 14.00-15.00, dan nanti setelah pukul 24.00 setelah massa mencair," katanya.
Di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin sebagian besar sampah sudah tertangani. Banyak relawan yang memunguti sampah yang ditinggalkan warga sehingga jalanan terlihat bersih. Dinas Kebersihan DKI pun turut mendukung dengan membagikan 500 kantong sampah kepada para relawan.
Lepas dari upaya yang telah dilakukan, masih ada saja sampah plastik bekas minuman dan makanan kemasan yang berserakan di badan jalan dan trotoar.
Sampah bekas makanan dan minuman, seperti plastik, botol, dan styrofoam, terlihat berserakan di mana-mana. Sebagian pengunjung dengan seenaknya membuang sampah.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR