Jakarta masuk lima besar kota-kota di dunia yang sistem transportasi publiknya paling tidak aman buat perempuan.
Hal itu terungkap dalam hasil survei Thomson Reuters Foundation tentang pelecehan di sistem transportasi umum di kota-kota besar di dunia.
Berdasarkan laporan tersebut, yang dikutip CNN, Rabu (29/10), enam dari 10 perempuan di kota-kota besar di Amerika Latin melaporkan mereka telah dilecehkan secara fisik saat menggunakan sistem transportasi publik.
Ibukota Kolombia, yaitu Bogota, tercatat memiliki transportasi publik yang paling tidak aman buat pengguna perempuan. Posisi kedua Mexico City, ibukota Meksiko, kemudian kota Lima di Peru, New Delhi di India, dan tempat kelima Jakarta.
Di ujung lain dari spektrum keselamatan itu, New York dinilai sebagai kota terbaik dari 16 kota yang diteliti, disusul Tokyo, ibukota terbesar di dunia dengan populasi 38 juta orang, lalu Beijing dan London.
Jajak pendapat tersebut dilakukan di 15 ibukota besar di dunia, serta New York, kota terpadat di Amerika Serikat. Thomson Reuters Foundation bekerja sama dengan perusahaan polling Inggris YouGov, untuk melakukan survei itu.
Berikut adalah hasilnya, dari peringkat yang terburuk hingga yang terbaik:
Total 6.555 perempuan dan pakar yang disurvei. Hasil itu didasarkan pada jawaban responden serta survei para pakar terkait hak-hak perempuan, kesetaraan gender, perencanaan kota dan ruang kota ramah gender di masing-masing kota tersebut.!break!
Pihak Thomson Reuters Foundation mengatakan, jajak pendapat itu tidak dapat dilakukan di lima ibukota besar lainnya, yaitu Kairo, Dhaka (Banglades), Kinshasa (Republik Demokratik Kongo), Teheran dan Baghad, terkait konflik atau ketidakmampuan perusahaan YouGov untuk menjamin sampel secara online yang diperlukan.
Lembaga itu mengatakan, pihaknya survei 10 pakar di Kairo, ibukota terbesar kelima di dunia, tetapi temuan tersebut tidak masuk dalam peringkat keseluruhan karena YouGov tidak bisa melaksanakan jajak pendapat publik. Jika hasilnya dimasukkan, hal itu akan menempatkan Kairo di lima besar kota dengan sistem transportasi yang paling berbahaya.
Lembaga itu mengatakan, survei dilakukan dalam banyak budaya yang berbeda, dan memungkinkan responden menilai apa yang dimaksud dengan pelecehan dalam masyarakat mereka sendiri.
Para perempuan yang disurvei ditanyai pertanyaan yang berkaitan dengan seberapa aman mereka rasakan saat bepergian sendirian pada malam hari; risiko dilecehkan secara verbal oleh laki-laki; risiko diraba-raba atau mengalami bentuk-bentuk lain dari pelecehan fisik; percaya bahwa penumpang lain akan membantu seorang perempaun yang secara fisik atau verbal dilecehkan; dan tingkat kepercayaan pihak berwenang menginvestigasi laporan tentang pelecehan seksual atau kekerasan.
Di Moskwa, para responden dilaporkan hanya memiliki sedikit kepercayaan bahwa pihak berwenang akan menyelidiki laporan pelecehan.
Sementara di Paris, 85 persen perempuan ragu bahwa pengguna angkutan umum lain akan menolong mereka jika mereka dalam kesulitan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR