Dalam sebuah pesan yang disampaikan kepada pasukan Peshmerga Kurdi Irak, militan ISIS mengancam akan menikah paksa setiap petempur perempuan Peshmerga yang berhasil mereka tangkap. Tak gentar terhadap ancaman itu, tentara wanita Kurdi menantang ISIS.
Kolonel Nahida Ahmad Rashid, komandan Batalion Perempuan Peshmerga kedua, mengatakan, "Pesan itu mengatakan bahwa setiap kali mereka menangkap seorang perempuan Peshmerga, mereka akan menikahinya. Bahkan walau mereka muak terhadapnya, mereka akan tetap menikahinya."
Namun Kolonel Rashid mengatakan, dia dan pasukannya punya ide lain. Dia mengungkapkan, dirinya telah meminta para pejuangnya untuk menyimpan sebuah peluru cadangan buat berjaga-jaga jika tertangkap.
"Saya telah menyampaikan kepada semua tentara garis depan saya untuk menyimpan sebuah peluru di saku mereka buat berjaga-jaga dalam hal mereka ditangkap," kata dia. "Saya tentu tidak pernah menginginkan salah satu dari mereka ditangkap ISIS."
Sejauh ini, Kolonel Rashid dan pasukannya tidak perlu menggunakan peluru cadangan mereka, walau dia mengatakan bahwa anggota PKK (Partai Pekerja Kurdistan) lainnya yang bertempur di kota Kobani di Suriah utara telah terpaksa melakukan hal itu.
"Pekan lalu, salah seorang pejuang PKK mendapati dirinya sendirian dan dikelilingi ISIS setelah semua teman-temannya terbunuh. Dia menembak dirinya sendiri daripada membiarkan mereka (ISIS) membawanya."
Pasukan Peshmerga Kurdi terkenal dengan pengerahan tentara perempuan, semuanya bertempur bersama rekan-rekan pria mereka di garis depan. Akibatnya, mereka berada di bagian tersulit dalam perang melawan ISIS yang, menurut Kolonel Rashid, sangat takut terhadap para tentara perempuan karena mereka percaya bahwa laki-laki yang dibunuh oleh perempuan tidak akan masuk surga.
"ISIS itu sangat munafik," kata dia. "Mereka berpikir, jika mereka dibunuh oleh perempuan Peshmerga, mereka tidak akan masuk surga. Mereka ingin membuat kami tunduk tetapi mereka takut terhadap kami, jadi mereka benar-benar munafik."
Namun, jika ISIS berharap bahwa ancaman kawin paksa mereka akan membuat Kolonel Rashid dan para pejuangnya memikirkan ulang partisipasi mereka dalam pertempuran itu, dia justru punya pesan yang tegas buat mereka yaitu, "Kami akan mencari kalian dan jika ketemu, kami akan membunuh kalian".
"Merupakan sebuah tragedi besar bagi saya melihat manusia, di abad ke-21, menyiksa dan memenggal kepala orang-orang seperti yang dilakukan ISIS," tambahnya. "Sampai saat saya mati, hingga titik darah terakhir, saya akan melawan ISIS. Saya menganggap mereka menjijikkan. Bagaimana perasaan Anda jika perempuan yang dekat dengan Anda yang dinikah paksa oleh ISIS? Bagaimana perasaan Anda? Mereka melakukan hal paling menjijikkan yang pernah saya lihat dalam hidup saya."
Dia juga mengecam kaum pria yang berpikir perempuan bukanlah petempur tangguh. "Di garis depan, satu-satunya perbedaan antara pasukan Peshmerga pria dengan kami adalah pada senapan mesin yang kami gunakan. Senjata terberat yang kami gunakan adalah 14,7mm. Para pria menggunakan senjata yang lebih berat.
Selain itu, tidak ada perbedaan di antara kami. Ketika musuh datang, Anda punya senjata di tangan Anda dan Anda harus bertempur. Jika Anda mundur, mereka akan membunuhmu. Jika Anda tidak melawan, mereka akan membunuhmu. Anda harus berjuang untuk bertahan hidup."
"ISIS itu sangat munafik," kata dia.
Terlebih lagi, kata dia, dirinya tidak kekurangan relawan yang bersedia untuk bergabung dengan pasukannya, termasuk putrinya sendiri yang berusia sepuluh tahun. "Dia baru 10 tahun tetapi dia ingin menjadi seorang Peshmerga," katanya terkekeh.
"Dia bilang dia ingin membalas dendam pada ISIS untuk semua hal yang telah mereka lakukan terhadap anak-anak."
Salah seorang perempuan yang merasakan hal yang sama adalah pejuang berusia 22 tahun bernama Sevres. Dia seorang pendatang baru di garis depan. Sevres mengatakan, dia sangat bangga dengan negaranya dan akan berjuang untuk mempertahankannya apa pun risikonya.
"Saya merasa sangat sedih dengan hal-hal yang ISIS lakukan dan ancaman yang mereka lontarkan terhadap kami kaum perempuan jika mereka menangkap atau menculik kami. Tetapi prioritas saya sekarang adalah membela negara saya, tidak peduli dengan apa yang mereka katakan."
Dia menambahkan, "Saya sangat senang bahwa saya akan membela negara saya. Saya akan membersihkannya dari ISIS."
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR