Yordania menarik duta besarnya dari Israel sebagai protes apa yang disebut sebagai peningkatan kekerasan oleh Israel di tempat-tempat suci Jerusalem, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh mengatakan tindakan-tindakan Israel di kompleks Masjidil Aqsa belakangan "jauh melampaui batas".
"Pelanggaran-pelanggaran itu membakar emosi dan kepekaan 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia," kata Judeh seperti dikutip kantor berita AFP, Rabu (5/11).
Langkah Yordania diambil setelah terjadi bentrokan antara kelompok pemrotes Palestina dan kepolisian Israel di kompleks yang oleh umat Muslim disebut Haram Al-Syarif atau Temple Mount oleh umat Yahudi. Di dalam kompleks itu terdapat beberapa tempat suci bagi Yahudi dan Muslim, termasuk Masjid al-Aqsa.
Yordania, yang berstatus sebagai pengayom Masjid al-Aqsa berdasarkan traktat perdamaian dengan Israel pada 1994, menyatakan akan membuat laporan resmi kepada Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, seorang seorang warga tewas dan sembilan orang lainnya mengalami luka-luka di Jerusalem Timur ketika seorang penyerang menabrakkan mobilnya ke arah para pejalan kaki.
Penyerang yang diidentifikasi sebagai Ibrahim al-Akari dari kamp pengungsi Shuafat itu kemudian ditembak mati oleh polisi Israel.
Kelompok militan Palestina, Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR